Bahasa

Seni Sastra Betawi

Masyarakat Betawi memiliki khazanah seni yang cukup luas. Salah satunya seni sastra Betawi.

Sastra Betawi merupakan seni sastra yang menggunakan bahasa sebagai media dalam berekspresi.

Pada akhir abad ke-19, dikenal seni sastra tulis atau juga disebut naskah Betawi. Tradisi sastra tulis huruf arab terus berlanjut hingga mulai dikenal mesin cetak huruf latin.

Naskah Betawi hadir bersama dengan sastra Melayu umum atau Melayu klasik seperti yang tumbuh di Selat Malaka, Riau, Aceh, dan berbagai tempat lainya yang menggunakan bahasa sebagai bahasa perantarannya.

Muhammad Bakir merupakan salah satu tokoh seniman sastra Betawi. Ia bertempat tinggal di Pecenongan, tepatnya di kampung Langgar Tinggi dan aktif menyalin serta mengarang sejak tahun 1884 sampai 1906.

Beberapa karya Muhammad Bakir yang terdapat di Perpustakaan Nasional diantaranya, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Sultan Taburat, Hikayat Seribu Dongeng, Hikayat Merpati Mas dan Merpati Perak, serta Syair Ken Tambuhan.

Berikut salah satu petikan Naskah Betawi, Hikayat Ken Tambuhan:

Jikalau suda waktu malam
masing-masing masuk ke dalam
bertemu Ken Tambuhan lagi di tilam
membaca hikayat Indra Nurul Alam

ditegur Ken Tambuhan sekalian para puteri
masuklah tuan bersantap siri
sekalian menyembah membaiki diri
sukanya para puteri lah menengari
(Ken Tambuhan, hlmn 8-9)

Sumber: Bunga Rampai Sastra Betawi

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com