Jelajah Jalur Rempah Jakarta

 

Pada masa kuno, rempah-rempah adalah simbol eksotisme, kekayaan, prestise, dan sarat dengan kesakralan. Dalam berbagai catatan kuno di Mesir, Tiongkok, Mesopotamia, India, Yunani, Romawi, serta Jazirah Arab, rempah-rempah mulanya hanya dipercaya sebagai panacea (obat penyembuh) daripada pecitarasa makanan.

Hal ini misalnya diungkap oleh filsuf Theophrastus (sekitar 272- 287 M), bahwa rempah- rempah seperti lada masih banyak digunakan tabib daripada juru masak (Turner, 2011:59).

Kegunaan rempah-rempah lantas berkembang menjadi bumbu untuk menutupi rasa tidak enak dan bau dari makanan, selain untuk menjaga kondisi makanan agar tetap segar. Ketika daun, biji, akar, dan getah dari rempah-rempah memiliki rasa dan aroma yang dinilai menyenangkan, secara bertahap ini menjadi cikal bakal komoditas ekonomi yang mempengaruhi kebudayaan masyarakat kuno.

Keberadaan rempah-rempah tersebut tidak lepas dari peran Nusantara sebagai penghasil utama rempah dunia pada di era perniagaan masa lalu. Di utara pulau Jawa bagian barat terdapat pelabuhan Sunda Kelapa yang mempunyai peran yang penting dalam jalur rempah internasional pada masa lalu.

Museum Kebaharian Jakarta dan Komunitas Jelajah Budaya (KJB) akan mengadakan Jelajah Jalur Rempah Jakarta yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 21 Oktober 2023 dengan KUOTA PESERTA TERBATAS!

Jadi, untuk kalian yang mau ikut langsung saja daftar di link registrasi yang tercantum di poster ya.

#dkijakarta
#suksesjakartauntukindonesia #museumkebaharianjakarta #jelajahrempah

#Repost @museumkebaharianjkt


QUOTES

“Manusia tanpa cita-cita adalah mati. Cita-cita tanpa kerja adalah mimpi. Idaman yang menjadi andalan adalah kebahagiaan.”
- Ali Sadikin -
Gubernur DKI Jakarta 1966 - 1977
“Emang rejeki kagak kemane, tapi kalo lo gak kemane-mane mana mau dapet rejeki.”
- H. Benyamin Sueb -
Seniman Betawi