Jakarta Kota Sinema: Antara Peta dan Tata

Nia Dinata @ibunia belajar film di New York, Amerika Serikat sebelum kembali ke Indonesia di tahun 1994 dan ikut ambil bagian dalam Paska 1998 Reformasi Politik Sineas Indonesia. Di awal tahun 2000, Nia memproduksi film layar lebar pertamanya "Ca Bau Kan", yang tayang perdana di bioskop Indonesia di awal 2002. Film fenomenal kedua yang Nia sutradarai, ARISAN! (2003) dinominasikan untuk penghargaan Sutradara Baru di Asian American Internasional Film Festival di New York (2004). Film Nia selanjutnya, "Berbagi Suami" (2006), ikut berkompetisi di Tribeca Film Festival, New York dan juga memenangkan penghargaan emas untuk Film Terbaik di Hawaii Internasional Film Festival. Di Brussels International Film Festival, Nia terpilih sebagai sutradara terbaik "Berbagi Suami".

Semangat tanpa batas mimpi dan pencapaiannya sejak tahun 2007, dituangkan ke dalam Yayasan Kalyana Shira. Dengan misi kuat, yayasan ini memberikan pelatihan dan pendidikan film melalui Master Class “Project Change”. Selain itu, Nia juga mendirikan ruang sinema alternatif untuk menumbuhkan literasi film CineSpace di Serpong. Ia pun telah memproduksi beberapa web seri, film adaptasi "Gossip Girl" (Goplay, 2019), film “A World Without” (Netflix, 2021), dan film "Suka Duka Berduka" (Vidio, 2022). Saat ini Nia sedang proses editing film dokumenter "Muara Jambi" yang akan tayang di Indosiana TV tahun 2023.

Menuju Musyawarah Kesenian Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta melalui Komite Film mengundang publik film untuk hadir dalam Diskusi Publik bertajuk "Jakarta Kota Sinema: Antara Peta dan Tata", yang akan diselenggarakan offline dan online di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta dan YouTube Dewan Kesenian Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2022, pukul 19.00 WIB.


QUOTES

“Manusia tanpa cita-cita adalah mati. Cita-cita tanpa kerja adalah mimpi. Idaman yang menjadi andalan adalah kebahagiaan.”
- Ali Sadikin -
Gubernur DKI Jakarta 1966 - 1977
“Emang rejeki kagak kemane, tapi kalo lo gak kemane-mane mana mau dapet rejeki.”
- H. Benyamin Sueb -
Seniman Betawi