Jelajah

Dancing In The Cloud Karya Antonio Blanco

Dancing In The Cloud

Judul Lukisan : DANCING IN THE CLOUD, ukuran 52cm x 36 cm. Cat Air tahun 1991.

 

Lukisan berjudul “DANCING IN THE CLOUD” yang menjadi koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik, merupakan karya ANTONIO BLANCO yang sangat impresif. Lukisan ini dikerjakan dengan bahan cat air di atas kertas. Adapun ciri khusus karya-karya Antonio Blanco bisa dikenali dengan tehnik sapuan kuas yang terkadang meleleh atau hablur di sekujur kertas gambar.

 

Sementara, ia sangat menyukai tema-tema wanita Bali (penari) sebagai obyeknya. Lukisan “Dancing In The Could”, yang ada di Museum ini, sedang menggambarkan seorang penari meliukkan tubuh. Dua tangannya memegang cawang (kanan) dan bunga (kiri). Sanggul meninggi ke atas, dan sebagian rambut menyentuh bahu kanan. Penari ini berbusana ringkas warna putih, bagian dadanya nampak sensual. 

 

Dapat dilihat di ditengarai dari caranya melukis seperti itu, Blanco adalah seorang seniman kampiun di dalam membuat sketsa anatomik. Bercak warna dan garis yang tebal dan melembut, menjadi sebuah kekuatan artistik yang sulit ditemui tandingan nya. Ciri lain dari lukisan tersebut adalah, pada bingkai. Umumnya bingkai yang disukai pelukis ini, adalah bingkai yang diornamen sesuai dengan lukisannya. Tak jarang Antonio Balnco menggarapnya dengan berbagai hiasan berwaenam atau bentuk bingkai yang tidak simetris. Blanco leluasa memesan bingkai yang aneh-aneh, karena ia memiliki para tetangga di Bali sebagai juru ukir kayu. Lukisan nya banyak diburu oleh para penggila karya Blanco di seanteo jagat.

 

Ia lahir di Manila-Filipina pada tahun 1926. Keluarga besarnya yang tinggal di kawasan pegunungan tak jauh dari Manila, semuanya melukis. Apakah itu ayahnya, ibunya, kakeknya, dan saudara-saudaranya. Keluarga Blanco membuat satu museum atau pemukiman seni yang hingga kini menjadi pusat kunjungan pariwisata Kota Manila. Antonio Blanco yang berdarah Catalonia-Spanyol, mulai belajar senirupa di Academy Of Art, New York - Amerika Serikat. Ia mendapat gelar Doctor Honoris Causa dari Lembaga Seni Budaya Pemerintah Canada. Juga penghargaan sebuah medali dari Raja Norodom Sihanouk dari Kamboja di tahun 1950.

 

Sejak tahun 1952, Blamco menetap di Bali dan menikahi wanita Bali yang mahir menari segala jenis tarian. Karena lukisan-lukisannya selalu menggambarkan perempuan dan penari dengan tubuh sendual, Antonio Blanco sering disebut “Sang Flamboyan” dari Ubud. Antonio Blanco wafat di Bali, tahun 1999. Meninggalkan sebuah museum yang dikelola oleh Pemda setempat.

Sumber : Identifikasi Karya : Cerita Dibalik Lukisan(2012). Jakarta. Museum Seni Rupa dan Keramik.