Berita

Rose Pandanwangi : Wanita Inspirasi Sudjojono

01.jpg
“Isteriku “
Karya S.Sudjojono
      Sindudarsono Sudjojono merupakan seorang maestro seni lukis Indonesia, yang lebih dikenal dengan nama S. Sudjojono. Beliau termasuk tokoh penting dalam perkembangan seni lukis modern Indonesia. Melalui karya-karyanya, beliau mampu membangun wajah seni rupa modern di Indonesia yang menggambarkan keadaan realitas Indonesia pada saat itu. Beberapa karya fenomenalnya,  juga ada yang dipamerkan di Museum Seni Rupa dan Keramik. Seperti lukisan yang berjudul “Isteriku” (1956), yang menggambarkan tentang istrinya yaitu Rose Pandanwangi.
 
      Rose Pandanwangi adalah seorang Penyanyi sekaligus pelopor nyanyian seriosa Indonesia. Beliau merupakan salah satu “jembatan” yang menghubungkan dunia musik di Indonesia pada zaman awal Republik ini dengan dunia internasional.  Rose Pandanwangi pada waktu itu dikenal sebagai Rose Sumbarata, kemudian sejak 1959 beliau sebagai Rose Pandawangi, nama yang diberikan oleh suaminya, S. Sudjojono.
 
      Rose Pandanwangi menempati tempat istimewa dalam hidup Sudjojono. Dia adalah perempuan yang menjadi inspirasi serta motivasi bagi Sudjojono. Sejak Rose datang ke dalam kehidupan Sudjojono, semua lukisan yang menampilkan perempuan diwakili oleh wajah istrinya itu karena, Rose sering menjadi model lukisan suaminya seperti juga lukisan Tiga Wanita Di Atas Bukit. Sebenarnya bukan hanya diri Rose, berbagai bunga yang diperoleh Rose selalu menjadi objek lukisan Sudjojono seperti lukisan Bunga Anggrek.
 
012.jpg
“Tiga Wanita Di Atas Bukit“
Karya S.Sudjojono
013.jpg
“Bunga Anggrek“
Karya S.Sudjojono

      Dulu Sudjojono memiliki kebiasaan membiarkan lukisannya setengah jadi dan tidak dilanjutkan. Setelah menikah dengan Rose, pelukis ini meninggalkan kebiasaan tersebut, bahkan menyelesaikan lukisaan-lukisan yang dulu tak dirampungkannya. Karena Rose sangat disiplin sehingga sangat besar manfaatnya bagi Sudjojono sebagai pelukis. Selama hidup bersama Rose, Sudjojono berkonsentrasi penuh pada melukis, dan semua fasilitas untuk itu dipersiapkan dengan baik oleh istrinya. Bahkan Rose lah yang mengurus persiapan serta pelaksanaan pameran Sudjojono. Cinta kasih Rose dan Sudjojono membuat mereka saling mendukung dan ingin pasangannya berhasil.
 
      Hal ini juga diperlihatkan ketika Rose memutuskan fokus dalam karirnya bernyanyi setelah mengundurkan diri dari Perusahan Importir Cengkeh yang bernama “Kretek” tempat Rose sebelumnya bekerja, Sudjojono sangat mendukung Rose dalam dunia musik. Ia selalu siap membantu melakukan apa saja agar Rose berhasil di dunianya itu.  Ia dengan senang hati mengantarkan dan menunggu Rose yang sedang berlatih serta membantu dan menyiapkan semua yang dibutuhkan Rose dan teman-temannya dalam melakukan aktivitas menyanyi. Sudjojono juga membantu dalam pelaksanaan opera dan konser Rose. Tidak satu pun pertunjukan Rose yang tidak dihadiri Sudjojono.  Sudjojono dan Rose adalah dua orang seniman dari dunia kesenian yang berbeda. Mereka berdua terbuka untuk saran dan kritik dan dapat saling menghargai pasangannya. Mereka membuktikan kebesaran cinta itu hingga ajal memanggil. Sudjojono meninggal pada usia ke-72, setelah keduanya 27 tahun membangun dan memelihara rumah tangga.