Seni budaya

Wayang Dermuluk, Wayang Orang Khas Betawi

Wayang Dermuluk merupakan kesenian asal Betawi yang memiliki unsur nyanyian, tarian dan lakon yang mirip dengan komedi bangsawan yang dipengaruhi oleh budaya Melayu, terutama Riau. Hal itu terlihat dari dialek Dermuluk yang menggunakan bahasa Melayu. Seni pertunjukkan ini mulai dikenal pada abad ke 20. 

Kisah yang dipentaskan biasanya disadur dari khazanah sahibul hikayat, seperti Ahmad Muhammad, Indra Bangsawan dan lain-lain. Sedangkan musik pengiringnya adalah orkes harmonium atau orkes samrah karena unsur bunyi alat musik harmonium sangat mendominasi. Selain itu dalam pementasan biasanya juga disertai oleh alunan gitar sampyan (gitar berdawai delapan), biola, gendang, marakas dan tambur. Dalam perkembangannya dermuluk mengalami beberapa perubahan. Riwayat lain berpendapat bahwa dari dermuluk ini kemudian lahir jenis teater rakyat lenong denes dan tonil samrah. Pada tahun 1930-an perkumpulan dermuluk yang terkenal berada di Jembatan Lima dipimpin oleh Abdul Manaf. Akan tapai dalam perkembangannya, wayang dermuluk hanya terbatas di daerah Betawi tengah saja.

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com