Adat Istiadat

Tradisi Akeke

Sumber: Budaya-Indonesia.org
Sumber: Budaya-Indonesia.org

Masyarakat Betawi memiliki khazanah seni budaya yang beragam, menarik dan unik. Budaya Betawi merupakan hasil pembauran berbagai etnik di Indonesia maupun antar bangsa yang prosesnya terbilang sudah ratusan tahun. Dalam masyarakat Betawi terpatri upacara-upacara adat yang sakral dan sudah mendarah daging. Satu diantara adalah tradisi Akeke. Biasanya sebuah keluarga (pasangan suami-istri) yang baru mendapatkan atau melahirkan anak, akan sibuk mempersiapkan upacara selametan yang disebut Akeke. Dikutip dari buku Siklus Betawi; Upacara dan Adat Istiadat, Akeke berasal dari kata Akekah. Akeke adalah upacara selamatan (untuk anak yang baru lahir) dengan memotong kambing. Selamatan ini dilaksanakan paling cepat seminggu setelah kelahiran sang orok atau si bayi. Namun ada juga yang dengan tenggang hari ke-7, hari ke-14 atau hari ke-21. Upacara ini dilakukan oleh orang Betawi sekali selama hidupnya. Namun, bagi mereka yang mampu, dapat dilakukan setiap tahun, khususnya pada bulan Dzulhijjah atau musim haji.

Akeke dalam tradisi Betawi mengandung hikmah diantaranya; (1) merupakan kurban yang mendekatkan diri si anak kepada Allah mulai sejak awal hidupnya; (2) merupakan tebusan bagi anak yang pada saat nya nanti hewan akekah akan diejawantahkan berupa syafaat pada hari kiamat kepada kedua orang tuanya; Kemudian; (3) mengokohkan tali persaudaraan dan kecintaan diantara warga masyarakat dengan berkumpul di suatu tempat dalam menyambut kehadiran anak yang baru lahir; (4) merupakan sarana yang dapat merealisasikan prinsip-prinsip keadilan sosial dan menghapuskan gejala kemiskinan di dalam masyarakat, misalnya dengan adanya daging yang diberikan kepada fakir miskin.

Editor: AS

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com