Olahraga Tradisional

Silat Cingkrik Rawabelong

Foto: netralnews.com
 
Silat Cingkrik merupakan warisan budaya Betawi yang masih cukup lestari di Jakarta. Silat Cingkrik menjadi salah satu aliran silat asal Betawi yang cukup populer. Seni bela diri ini berasal dari abad 20-an. 
 
Tokoh yang pertama kali memperkenalkannya adalah Kong Maing. Mulanya, Kong Maing memberi tongkat ke seekor kera lalu mengamati gerakan kera tersebut. 
 
Saat Kong Maing berusaha merebut tongkatnya, kera itu menghindar saat diserang, lalu menyerang balik dengan cepat. Nah, kemudian diadaptasikan menjadi gerakan silat.
 
Gerakan menyerang dengan cepat dan lincah inilah yang kemudian menjadi ciri khas silat Cingkrik.
 
Jenis Silat Cingkrik terbagi dari dua jenis yaitu Cingkrik Goning dan Cingkrik Sinan.
 
Nama Goning dan Sinan diambil dari nama Kong Goning dan Kong Sinan. Keduanya merupakan murid dari Kong Ali, yang merupakan murid langsung dari Kong Maing.
 
Silat cingkrik memiliki 12 jurus dasar, ditambah dengan tiga jurus sambut.
 
Jurus dasar terdiri dari, keset bacok, keset gedor, cingkrik, langkah 3, langkah 4, buka satu, saup, macan, tiktuk, singa, lokbe, dan longok.
 
Sementara jurus sambut terbagi menjadi tiga yaitu sambut 7 muka, sambut gulung dan sambut detik.
 
Beberapa padepokan di Jabodetabek yang mengajarkan silat cingkrik seperti Perguruan Silat Cingkrik Ashma dan Perguruan Silat Cingkrik Lengkong di Tangerang, Banten.
 
Silat cingkrik biasanya ditemukan saat pertunjukan palang pintu pada acara pernikahan adat Betawi.
 
Sumber: Diolah dari berbagai sumber.

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com