Seni Tari

Seni Tari Uncul

Tari Uncul merupakan tarian asli Betawi yang diyakini telah muncul sejak abad 18 di Setu Cipayung yang diciptakan oleh seorang pria asli Betawi bernama Yakub. Melalui ikhtiarnya, ia berhasil memadukan gerakan silat dan tarian yang kini dikembangkan oleh keturunannya yaitu Nawan dan Tohir. Dalam setiap pementasan, tarian Uncul yang memadukan seni tari dan silat itu disertai oleh musik khas Betawi yaitu Sampyong. Musik Sampyong terdiri atas sebuah sampyong, semacam gambang sederhana dengan empat bilah terbuat dari bambu atau kayu, ditambah kentongan bambu, serta tanduk kerbau. Sampyong ini disajikan bersama dengan dua instrumen lain yaitu celempung dan kotekan.  

 

Saat pementasan, para pemain atau penari biasanya juga membawa tongkat kayu lentur yang terbuat dari rotan sebesar ibu jari kaki dengan panjang sekitar 80 cm. Sembari memegang rotan, penari Uncul muncul di arena setelah lebih dulu memberi hormat dengan membungkukkan badan. Kemudian, ia menari dengan gerakan-gerakan pukulan, menangkis dengan pukulan rotannya diiringi alunan musik asli Betawi, yaitu Sampyong.

Tarian Uncul memiliki fungsi memberi rangsangan dan tantangan yang memanasi lawan dalam arena ujungan. Dahulu tarian Uncul ini dipertunjukan setelah musim panen. Kini, tarian Uncul sudah langka dijumpai, bahkan mendekati kepunahan. Seni Uncul ini merupakan warisan budaya tak benda. (diolah dari berbagai sumber)

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com