Ritus

Ritus Bikin Rume Masyarakat Betawi

Foto: Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta

 

Baturan merupakan salah satu istilah dalam tradisi mendirikan rumah pada masyarakat Betawi atau tradisi bikin rume. Pada hari yang telah ditentukan lahan akan diukur lalu diuruk untuk menambah ketinggiannya. Kegiatan ini disebut membuat batur atau baturan.

Setelah selesai membuat baturan disiapkan 5 bate (batang) garam. Garam-garam itu diletakkan di tiap pojok tanah dan yang sebate lagi diletakkan di tengah-tengah. Menurut adat Betawi garam itu ditakuti oleh orang alus baik berupa jin, setan, kuntilanak, longga-longga, kalong wewe, dan sejenisnya.

Pada saat memasang umpak batu sebagai alas tiang guru, sebelum tiang guru didirikan, di atas umpak batu diletakkan uang ringgitan, perakan, atau gobangan. Ini dimaksudkan agar kehidupan pemilik rumah nantinya akan murah rejeki dan makmur. Dan nanti setelah rangka bangunan berdiri sebelum memasang kaso di tiang ander diikatkan sepandan pisang raja, sepandan kelapa, sedapur tebu, dan dikibarkan bendera merah putih.

Di wilayah tertentu ada pula yang selamatan dengan membuat bubur merah putih dan bubur itu diplengsong (dibungkus) kemudian diletakkan di tiap tiang guru. Ini diyakini sebagai sesajen agar orang alus tidak mengganggu penghuni rumah.

Sumber: Siklus Betawi Upacara dan Adat Istiadat - Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com