- On 26 May 2022
Ritual Adat Nuju Bulanin Khas Betawi
Kepercayaan yang berkenanan dengan siklus hidup manusia seperti upacara “nujuh bulanan” ini masih kuat melekat pada orang Betawi. Mereka percaya bahwa upacara perempuan yang usia kandungannya berumur 7 bulan demi keselamatan ibu dan anak yang dikandungnya. Biasanya, tradisi ini dilakukan saat sang ibu mengandung anak pertama. Pada kehamilan kedua dan seterusnya tidak dilakukan upacara semacam ini lagi. Usia kehamilan diambil pada bulan ketujuh lantaran pada usia kehamilan tersebut janin dianggap telah sempurna, sudah berbentuk dan sudah diberi roh oleh Tuhan Yang Maha Esa. Untuk menyatakan rasa bersyukur kepada Tuhan, maka dilaksanakan upacara ini.
Upacara “nujuh bulanin” atau “kekeba” dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan rasa aman serta mensyukuri nikmat Tuhan, dan memohon keberkahan kepada Tuhan, dengan harapan anak yang akan dilahirkan mendapat keselamatan dan kelak menjadi anak yang saleh, berbudi pekerti luhur, dan patuh kepada orang tuanya.
Pelaksanaan nuju bulanan biasanya dilaksanakan antara tanggal 7, 17 atau 27 dari bulan Hijriyah. Orang Betawi biasanya memilih tanggal 7 atau 17, karena tanggal 27 dianggap sudah masuk bulan ke delapan. Upacara nuju bulan dilakukan tiga tahap yaitu selametan (tahlilan) dengan membaca surah Yusuf di dalam ruangan, mandi air kembang di kamar mandi, dan ngirang di kamar tidur. Ngirang di daerah lain disebut juga gedog. Dapat pula dilakukan sebaliknya, mulai dari ngirang dan seterusnya. Upacara ini selalu menggunakan sajian, dan salah satu sajian yang terpenting adalah bunga yang berjumlah tujuh macam. Bunga ini bermakna bila bayi yang lahir kelak laki-laki akan dapat membawa nama yang harum bagi orang tuanya sebagai harumnya bunga, dan kalau bayi tersebut adalah perempuan, harapannya agar berparas cantik seperti cantiknya bunga. Menurut kepercayaan orang Betawi, sajian terutama bunga harus lengkap, apabila sajian tidak lengkap kemungkinan besar bayi akan lahir dengan sulit atau setelah dewasa nanti, si anak tidak menurut kepada orang tua.