Adat Istiadat

Pulang Tige Ari, Ritual Adat Nikahan Betawi

Rangkaian acara penganten yang berlangsung setelah Tuan Raje Mude bermalam beberapa hari di rumah None Penganten. Dalam tradisi Jawa acara ini disebut Ngunduh Mantu.Untuk acara ini utusan yang bertindak sebagai wakil keluarga Tuan Raje Mude datang menjemput None Penganten pada waktu yang telah ditentukan. Penganten wanita atau None Mantu boleh dijemput mateng dan boleh dijemput mentah. Maksud dijemput mateng yaitu None Penganten sudah memakai pakaian penganten lengkap (Pakean Penganten Care Ci  ne) adat Betawi. Sedangkan dijemput mentah, None Penganten belum dirias dan hanya mengenakan busana rias bakal. Keberangkatan None Penganten menuju rumah Tuan Raje Mude diantar oleh beberapa orang wakil keluarga orang tuanya.

Sebelum meninggalkan rumah, None Penganten diberi nasihat atau wejangan bagaimana seharusnya ia berperilaku di rumah mertuanya. Selain itu None Mantu diberi petunjuk bahwa setelah beberapa hari ia diberi uang tegor oleh suaminya, di kamarnya akan diletakkan seperangkat kotak sirih komplit dengan isinya dan selembar kain putih. Ini menandakan bahwa pada malam itu ia dianjurkan sebaiknya sudah "menerima" suaminya. Adat Betawi mengharuskan jika pada malam itu telah "kumpul" antara keduanya, pada pagi hari suaminya akan mengeluarkan kotak sirih dan meletakkan di sisi luar pintu kamar.

Jika alat penumbuk sirih diletakkan miring atau tergeletak di antara perlengkapan lainnya, itu mengisyaratkan bahwa none Penganten benar-benar gadis suci ketika memasuki mahligai pernikahan. Sebaliknya jika tempat sirih dikeluarkan dalam keadaan sama seperti dimasukkan, berarti None Penganten bukan gadis lagi tatkala memasuki pernikahan. Sebagai tanda kegembiraan dari orang tua Tuan raje Mude, bahwa anaknya memperoleh seorang gadis yang terpelihara kesuciannya, maka keluarga Tuan Raje Mude akan mengirimkan bahan-bahan pembuat lakse penganten kepada keluarga None Mantu. Sambil memanjatkan puji-pujian kepada Allah SWT keluarga None Penganten menerima kiriman itu dan memasaknya. Hal itu juga berarti bahwa martabat dan harga diri anak serta keluarga besarnya benar-benar terjaga dari aib, karena kesucian seorang gadis sangat tinggi. Dan yang lebih penting lagi anaknya diterima dalam lingkungan keluarga Tuan Raje Mude. Maka siangnya, tanpa diundang lagi keluar dua belah pihak akan berkumpul di tempat kediaman None Mantu tentu bersama pasangan penganten baru, untuk selamatan dan mendoakan agar bahagia. Saat ini Tuan Raje Mude mengenakan Baju Ujung serong dan None Mantu menggunakan busana Encim Betawi.

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com