Bahasa

Pantun Minangkabau

Foto: google.com

Etnis Minangkabau memiliki budaya merantau yang cukup tinggi. Salah satunya di Jakarta.

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 Suku Minangkabau sebanyak 272.000 jiwa.

Budayawan Betawi Ridwan Saidi lewat Channel Youtube Macan Idealis mengatakan, Urang Awak tercatat pertama kali datang ke Betawi pada tahun 1521.

Etnis Minang juga memiliki seni sastra dipelihara dalam masyarakat Minangkabau, baik lisan maupun tulisan. Diantaranya pantun-pantun berbahasa Minangkabau yang penuh petuah dan nasehat.

Pai ka pasa hari lah sanjo,
Untuak mambali kacang panjang,
Sagadang apopun masalah tibo,
Jan panah lupokan sumbahyang.

Artinya :
Pergi ke pasar hari dah senja,
Untuk membeli kacang panjang,
Sebesar apapun masalah datang,
Jangan pernah lupakan sembahyang.

Dalam perjalanan waktu keberadaan Etnis Minang memberikan pengaruh bagi peradaban dan bahasa.

Bahasa Minangkabau di Provinsi Sumatra Barat terdiri atas lima dialek, yaitu dialek Pasaman, dialek Agam-Tanah Datar, dialek Lima Puluh Kota, dialek Koto Baru, dan dialek Pancung Soal.

Yuk, kita mengenal kosa-kata Bahasa Minangkabau.

aku; saya - ambo, awak, denai, aden
kamu; engkau - ang, kau
siapa - sia, siapo
di mana - dima, dimano
perempuan - padusi
laki-laki - lalaki
ayah/bapak - apak
ibu - amak, omak
rumput - rumpuik
daging - dagiang
hidup - iduik
baik - rancak
dengar - mandanga, mandonga
kanan - suok
kiri - kida

Sumber: Diolah dari berbagai sumber.

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com