Olahraga Tradisional

Olahraga Tradisional Layangan

Layang-layang atau biasa disebut dengan layangan terbuat dari lembaran kertas berbahan tipis, berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya dan dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan.

Selain menjadi salah satu permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak dan orang dewasa, layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual yakni sebagai alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif. Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan. Di Sunda, layang-layang dikenal dengan istilah maen langlayangan. Meskipun yang paling umum adalah layang-layang hias jika dalam bahasa Betawi disebut koang dan layang-layang aduan laga.

Selain itu, ada pula layang-layang yang diberi sendaringan dan dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin. Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena kuatnya angin berhembus pada saat itu akan membuat layang-layang terbang dengan tinggi.

Di beberapa daerah Nusantara, layang-layang juga dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian. Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu, kemudian diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga beberapa bentuk layang-layang tradisional asal Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun. Permainan layangan:

  1. Bisa di adu dengan pengaitkan benang 1 ke benang lawan.
  2. Bisa dilombakan dengan dengan keindahan warna dan ketenangan pada waktu di udara.

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com