- On 07 Apr 2022
Mengenali Filosofi 8 Ikon Budaya Betawi
Sobat Budaya, pada 5 Februari 2017 silam, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah meluncurkan delapan ikon budaya Betawi. Delapan ikon Budaya Betawi tersebut adalah Ondel - Ondel, Kembang Kelapa, Ornamen Gigi Balang, Baju Sadariah, Kebaya Kerancang, Batik Betawi, Kerak Telor dan Bir Pletok. Keberadaan ikon budaya Betawi itu diperkuat oleh kehadiran Peraturan Gubernur (Pergub) No.11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi. Sebelumnya, Pemprov DKI telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) No.4 tahun 2015 Tentang Pelestarian Budaya Betawi. Menyusul kemudian, Peraturan Gubernur (Pergub) No.229 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi.
Tiga produk peraturan itu, secara normatif maupun definitif bertujuan untuk; i) Memperkenalkan, mempertahankan, melestarikan serta mengembangkan ciri khas, identitas, kebudayaan Betawi yang juga menjadi bagian dari budaya nasional; ii) Budaya masyarakat Betawi memuat sistem nilai, tradisi, adat-istiadat keyakinan yang berdampak positif terhadap pembentukan perilaku individual maupun sosial kemasyarakatan; iii) Pengembangan dan pelestarian kebudayaan Betawi diharapkan dapat memperkuat semangat cinta tanah air serta kemauan untuk melestarikan beragam produk budaya Betawi; iv) Menjadi daya tarik wisata serta menumbuhkan usaha kreatif.
Nah, Sobat Budaya, apakah Anda telah mengenali muatan nilai dan filosofi delapan ikon budaya Betawi? Seperti pepatah klasik yang mengatakan, “Tak Kenal Maka Tak Sayang”. Dengan kata lain, untuk mencintai budaya Betawi, kita harus mengenalinya lebih dulu. Berikut ini kami sajikan informasi mengenai kandungan nilai dan filosofi delapan budaya Betawi berdasarkan Pergub No.11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi.
1) Ondel-Ondel
Makna Filosofis Ondel-Ondel
Sebagai perlambang kekuatan yang memiliki kemampuan memelihara keamanan dan ketertiban, tegar, berani, tegas, jujur dan anti manipulasi.
Fungsi, Penggunaan dan Penempatan Ondel-Ondel
- Sebagai pelengkap berbagai upacara adat tradisional masyarakat Betawi;
- Sebagai dekokrasi pada acara seremonial Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, seperti festival, pentas artis asing, pameran, pusat perbelanjaan, industri pariwisata, gedung pertemuan dan area publik yang memungkinkan dari aspek estetika dan keselamatan umum;
- Penempatan di sisi kanan, kiri pintu masuk di lobby sebagai pelengkap photo (photo wall) di panggung pementasan atau dalam bentuk visual di LED/Videotron atau di tempat lain essuai estetika.
2) Kembang Kelapa atau Manggar
Makna Filosofis Kembang Kelapa
- Sebagai perlambang kemakmuran
- Sebagai simbol dari kehidupan manusia yang membawa banyak manfaat sebagaimana manfaat pohon kelapa;
- Simbol sifat keterbukaan masyarakat dalam pergaulan sehari-hari;
- Simbol tata warna (multikultur) kebudayaan yang hidup dan berkembang di Kota Jakarta.
Fungsi, Penggunaan dan Penempatan Kembang Kelapa
- Sebagai dekorasi statis yang memberikan nuansa megah, meriah dan penuh keceriaan pada berbagai kegiatan, baik di ruang terbuka maupun di ruang tertutup;
- Digunakan sebagai dekorasi dinamis dan diletakkan di depan arak-arakan dalam festibal, atraksi pariwisata, pentas seni budaya (kirab, ngarak, penganten dan sebagainya);
- Sebagai dekorasi statis diletakkan di samping kanan dan kiri pintu masuk, pada kanan dan kiri pelaminan, pada kanan dan kiri panggung, digantung di plafon dan pada titik-titik tertenu di dalam ruangan (aula, auditorium dan lain-lain) acara (resepsi, seminar, diskusi dan sebagainya)
3) Gigi Balang
Makna Filosofis Gigi Balang
Sebagai perlambang gagah, kokok dan berwibawa
Fungsi, Penggunaan dan Penempatan Gigi Balang
- Sebagai dekokrasi melalui media berbentuk lampu dan pengecatan serta media lainnya yang memungkinkan;
- Penggunaan di bangunan tradisional Betawi, fasilitas publik, gedung bertingkat, gapura, panggung pementasan, stand pamera (booth) dan area lain yang memungkinkan dari aspek estetik serta keselamatan umum;
- Penempatan pada bagian atas (lisplang) bangunan sesuai estetika dan keselamatan umum;
4) Batik Betawi
Makna Filosofis Batik Betawi
Sebagai perlambang keseimbangan alam semesta untuk memenuhi hidup yang sejahtera serta berkah
Fungsi, Penggunaan dan Penempatan Batik Betawi
Sebagai seragam karyawan/karyawati berbagai kantor pemerintah dan swasta, industri pariwisatan, sekolah dan berbagai acara seremonial lainnya serta objek dan atraksi pariwisata maupun pentas seni dan budaya
5) Baju Sadariah (Sadarie)
Makna Filosofis Baji Sadariah (Sadarie)
Sebagai identitas lelaki yang rendah hati, sopan, dinamis dan berwibawa
Fungsi, Penggunaan dan Penempatan Baju Sadariah (Sadarie)
Sebagai seragam karyawan/karyawati berbagai kantor pemerintah dan swasta, industri pariwisatan, sekolah dan berbagai acara seremonial lainnya serta objek dan atraksi pariwisata maupun pentas seni dan budaya
6) Kebaya Kerancang
Makna Filosofis Kebaya Kerancang
- Sebagai perlambang keindahan, kecantikan, kedewasaan, keceriaan dan pergaulan yang mengikuti kearifan, aturan dan tuntunan leluhur.
- Tujuannya untuk memelihara keanggunan dan kehormatan perempuan
Fungsi, Penggunaan dan Penempatan Kebaya Kerancang
Sebagai seragam karyawan/karyawati berbagai kantor pemerintah dan swasta, industri pariwisatan, sekolah dan berbagai acara seremonial lainnya serta objek dan atraksi pariwisata maupun pentas seni dan budaya
7) Kerak Telor
Makna Filosofis Kerak Telor
Perlambang sisi kehidupan manusia yang mengalami perubahan lingkungan secara alamiah. Kerak Telor sebagai simbol pergaulan yang harmonis
Fungsi, Penggunaan dan Penempatan Kerak Telor
- Sebagai menu makanan ringan atau selingan (kudapan);
- Sebagai salah satu menu pada industri pariwisata, acara seremonial jamuan makan, stand di acara pameran, atraksi pariwisata dan pentas seni budaya
8) Bir Pletok
Makna Filosofis Bir Pletok
Dimaknai sebagai penopang hidup sehat secara lahir dan batin dan juga sebagai upaya mengapresiasi serta mengisi hidup yang tidak boleh kendor sampai pada titik yang paling utama, yaitu matang.
Fungsi, Penggunaan dan Penempatan Bir Pletok
- Sebagai minuman yang menyehatkan dan menyegarkan
- Sebagai salah satu menu pada industri pariwisata, acara seremonial jamuan makan, stand di acara pameran, atraksi pariwisata dan pentas seni budaya