Objek Cagar Budaya
- On 26 Oct 2021
Lebaran Betawi, Ajang Silaturahmi Warga dan Festival Budaya Betawi
Hari Raya Idul Fitri atau biasa disebut dengan Lebaran merupakan peringatan keagamaan yang dirayakan oleh muslim. Selain digunakan oleh masyarakat secara umum, lebaran juga digunakan secara khusus, yakni oleh masyarakat Betawi. Secara khusus masyarakat Betawi menamainya sebagai Lebaran Betawi.
Sama seperti arti Lebaran pada umumnya, merupakan sebuah ajang silaturahmi bagi para seluruh warga Betawi. Semua orang, keluarga, kelompok, organisasi, hingga sanggar seni, boleh ikut merayakan Lebaran Betawi.
Lebaran Betawi sendiri pertama kali digagas oleh Amarullah Asbah, Wakil Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi pada 2008. Gagasan perayaan Lebaran Betawi ini dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi masyarakat Betawi yang tinggal di berbagai daerah, tak hanya di Jakarta.
Lebaran Betawi pertama kali berlangsung di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada 18 Oktober 2008 lalu masa Gubernur Fauzi Bowo. Hari pertama penyelenggaraan, ribuan orang Betawi dari berbagai daerah memadati Lapangan Banteng.
Dalam perkembangannya, Lebaran Betawi ternyata tak cuma diperuntukkan bagi warga Betawi saja. Bahkan, Lebaran Betawi tidak tertutup bagi masyarakat yang bukan orang Betawi. Lebaran Betawi sendiri dihelat setelah Idul Fitri atau selama masih di bulan Syawal.
Lebaran Betawi diselenggarakan atas kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Badan Musyawarah (Bamus) Masyarakat Betawi. Menurut Bamus Betawi, sang penggagas Lebaran Betawi, Amrullah Asbah pernah berseloroh, “eh kita puasa kan sebulan, Lebarannya juga sebulan dong”. Artinya, bulan Syawal merupakan bulan yang identik dengan perayaan Idul Fitri atau lebaran.
Dalam masa Lebaran Betawi, berbagai ornamen dan hiasan bernuansa Betawi pun dipajang dekorasi dan ornamen-ornamen Betawi seperti gigi balang. Lebaran Betawi juga diramaikan dengan berbagai acara kebudayaan. Beberapa di antaranya adalah seni tari, orkes Betawi, silat berbagai jenis aliran, lukisan, hingga kuliner Betawi.
Penampilan berbagai produk budaya sebagai hiburan itu, kata Ikhsan, menjadi pembeda dengan Lebaran yang biasanya dirayakan masyarakat. Menurutnya, memang ada masyarakat yang membuat acara besar dengan banyak hiburan pada saat Lebaran. Akan tetapi, tidak banyak yang melakukan itu karena membutuhkan dana yang besar.
Lebaran Betawi setiap tahunnya terus digelar mulai dari 2008 hingga 2019. Namun, di tahun 2020 dan 2021, penyelenggaraan festival Lebaran Betawi tidak dilaksanakan karena pandemi COVID-19.
Sama seperti arti Lebaran pada umumnya, merupakan sebuah ajang silaturahmi bagi para seluruh warga Betawi. Semua orang, keluarga, kelompok, organisasi, hingga sanggar seni, boleh ikut merayakan Lebaran Betawi.
Lebaran Betawi sendiri pertama kali digagas oleh Amarullah Asbah, Wakil Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi pada 2008. Gagasan perayaan Lebaran Betawi ini dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi masyarakat Betawi yang tinggal di berbagai daerah, tak hanya di Jakarta.
Lebaran Betawi pertama kali berlangsung di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada 18 Oktober 2008 lalu masa Gubernur Fauzi Bowo. Hari pertama penyelenggaraan, ribuan orang Betawi dari berbagai daerah memadati Lapangan Banteng.
Dalam perkembangannya, Lebaran Betawi ternyata tak cuma diperuntukkan bagi warga Betawi saja. Bahkan, Lebaran Betawi tidak tertutup bagi masyarakat yang bukan orang Betawi. Lebaran Betawi sendiri dihelat setelah Idul Fitri atau selama masih di bulan Syawal.
Lebaran Betawi diselenggarakan atas kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Badan Musyawarah (Bamus) Masyarakat Betawi. Menurut Bamus Betawi, sang penggagas Lebaran Betawi, Amrullah Asbah pernah berseloroh, “eh kita puasa kan sebulan, Lebarannya juga sebulan dong”. Artinya, bulan Syawal merupakan bulan yang identik dengan perayaan Idul Fitri atau lebaran.
Dalam masa Lebaran Betawi, berbagai ornamen dan hiasan bernuansa Betawi pun dipajang dekorasi dan ornamen-ornamen Betawi seperti gigi balang. Lebaran Betawi juga diramaikan dengan berbagai acara kebudayaan. Beberapa di antaranya adalah seni tari, orkes Betawi, silat berbagai jenis aliran, lukisan, hingga kuliner Betawi.
Penampilan berbagai produk budaya sebagai hiburan itu, kata Ikhsan, menjadi pembeda dengan Lebaran yang biasanya dirayakan masyarakat. Menurutnya, memang ada masyarakat yang membuat acara besar dengan banyak hiburan pada saat Lebaran. Akan tetapi, tidak banyak yang melakukan itu karena membutuhkan dana yang besar.
Lebaran Betawi setiap tahunnya terus digelar mulai dari 2008 hingga 2019. Namun, di tahun 2020 dan 2021, penyelenggaraan festival Lebaran Betawi tidak dilaksanakan karena pandemi COVID-19.