Pengetahuan Tradisional

Jajanan Kembang Gula, Dulu Populer Kini Telah Langka

Kembang gula, setiap orang pasti akrab dengan satu nama ini. Biasanya kembang gula sangat mudah ditemui pada even seperti pasar malam, pernikahan, maupun pesta budaya yang banyak dijajakan oleh para pedagang. Kembang gula punya beberapa nama dibelahan dunia ini, misalnya cotton candy (amerika), candy floss (inggris), fairy floss (australia) namun berbeda tempat berbeda rasa juga berbeda nama dan bentuk.

Di Indonesia pun terdapat kembang gula yang tidak kalah unik dan menarik dengan yang telah disebutkan, salah satunya berasal dari daerah jakarta Betawi. Kudapan ini selalu menjadi favorit pada masa anak-anak. Sebab, selain enak, harganya terjangkau dan memiliki varian rasa. Ada yang bentuknya seperti kapas yang memanjang, proses pembuatannya pada sebuah wadah besar yang tengahnya terdapat kaleng kecil untuk menaruh gula yang akan berubah menjadi permen kapas selama diputar beberapa menit dan akan digulungkan dengan menggunakan tusukan lidi umumnya permen kapas ini berwarna pink.  Lain halnya dengan gulali yang memiliki 2 warna dasar adonan yaitu merah dan hijau. Jajanan khas Betawi ini memiliki keunikan dari proses pembuatannya karena dari 2 adonan yang dipanaskan di atas kompor yang menyala untuk menjaga tetap lentur dan bila tidak seperti itu adonan akan menjadi dingin sehingga menyulitkan untuk dibentuk. Dalam proses pembuatan adonan, memerlukan pengalaman. Selain adonan yang panas, dibutuhkan pula kreativitas menciptakan bentuk-bentuk seperti hewan (ayam jago, kelinci, kucing, kuda atau gajah), bunga (mawar, matahari, flamboyan) juga menggunakan tusukan lidi sebagai pegangan gulali tersebut.

Ada pula yang unik karena namanya juga banyak disematkan pada jajanan Betawi ini seperti arum manis, gula semut bahkan ada yang memanggilnya rambut nene karena bentuknya yang seakan berantakan seperti rambut nene belum disisir. Cara memakannya dengan diampit kue sempe yang beraneka warna menambah meriah ‘si rambut nene’ ini yang memiliki warna oranye. 

Namun, belakangan ini, jajanan khas Betawi ini sulit ditemukan lagi karena satu dan lain hal, jajanan ini jadi kurang populer dan ditinggalkan akibat beberapa oknum penjual nakal yang menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan konsumen. Penyebab lainnya adalah membanjirnya permen import di pasaran.

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com