Manuskrip

Hikayat Sri Rama: Sri Rama Merebut Dewi Sinta dari Rahwana

Hikayat Sri Rama termasuk dalam kelompok cerita saduran pewayangan Ramayana ke dalam bahasa Melayu. Hikayat ini berisi kisah Sri Rama yang berusaha merebut kembali istrinya, Dewi Sinta, yang diculik oleh Rahwana. Naskah ini tersimpan di Perpustakaan Nasional dan selesai disalin oleh Muhammad Bakir pada 17 Desember 1896. Pada awal cerita dikisahkan Maharaja Destarata memindahkan kota kerajaannya ke Mandu Puranagara untuk menghindari malu karena belum mempunyai anak. Ia berusaha mendapatkan anak dengan memohon petunjuk kepada maharesi, sampai akhirnya ia mempunyai lima orang anak. Dari istri pertamanya bernama Permaisuri Mandudari, Maharaja Destarata memperoleh dua putra, yaitu Sri Rama dan Laksamana. Dari gundiknya, Balyadari, ia memperoleh tiga anak, yaitu Bardan, Catradan, dan Kikawi Dewi. Ketika Maharaja Destarata menderita sakit parah, ia berencana menyerahkan kerajaan kepada anaknya dari Permaisuri, Sri Rama. Sementara adik-adiknya yang lain,meninggalkan istana untuk pergi mencari ilmu kepada Begawan Nila Purba. Pada masa itu juga, di negeri Drawati Purwa diadakan sayembara memperebutkan Dewi Sinta, anak Maharesi Kali. Sri Rama mengikuti sayembara itu dan bertarung dengan anak-anak raja lainnya yang juga mengikuti sayembara.
 
Pertarungan dimenangkan oleh Sri Rama. Ia kemudian kawin dengan Dewi Sinta. Ketika Sri Rama hendak pulang ke Mandu Puranagara, ia dihadang oleh empat anak raja yang ingin merebut istrinya. Keempat anak raja dapat dikalahkan, namun ia juga harus berhadapan dengan Maharaja Puspa Rama yang tersinggung karena namanya dipakai oleh Sri Rama. Maharaja Destarata, yang mendengar kabar anaknya akan berperang dengan Raja Puspa Rama yang sakti dan menganjurkan supaya Sri Rama mundur. Sri Rama menolak sehingga pertempuran dan pertarungan hebat tidak terhindarkan. Maharaja Puspa Rama akhirnya takluk karena terkena panah sakti Sri Rama. Puspa Rama menyadari bahwa Sri Rama adalah penjelmaan Dewa Wisnu. Di akhir cerita, Sri Rama berusaha mengambil kembali Dewi Sinta yang dibawa lari oleh Maharaja Rahwana ke negerinya, Kalengkapuri. Sri Rama meminta bantuan Maharaja Sugriwa dan Hanoman untuk berperang dan menjemput Sita Dewi di kerajaan Kalengkapuri. Perang antara kedua belah pihak tidak dapat dihindari. Tentara negeri Kalengkapuri dan para menterinya kalah. Maharaja Rahwana bertemu dengan Sri Rama di medan peperangan. Panah sakti Sri Rama berhasil memutus salah satu dari sepuluh kepala Rahwana. Akhirnya, Rahwana mati terkena sabetan pedang sakti Sri Rama. Tubuhnya terpotong-potong dan jatuh di atas sebuah batu besar. Naskah hikayat Sri Rama ditulis diatas kertas bergaris berukuran 31 x 19,5 cm. Naskah berjumlah 403 halaman. Penomoran halaman asli ditulis dengan angka Arab 1-400. Tiap halaman berisi 18 baris.

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com