Manuskrip

Hikayat Bergema Cendera: Sebuah Kisah Petualangan Sang Pangeran

Bergema Cendera
Naskah Hikayat Bergema Cendera merupakan salah satu koleksi naskah Pecenongan yang terdapat dalam koleksi Muhammad Bakir pada tahun 1888. Hikayat Bergema Cendera ditulis dalam bentuk prosa, bercerita tentang Raja Begerma Cendra yang bertahta di Biranta Indra dan memiliki permaisuri bernama Ratna Kemala. Pada suatu hari, Raja Bergema Cendera pergi berburu ke hutan Anta Beranta, dan di saat itu pula permaisurinya sedang hamil. Di tengah perburuannya, sang permaisuri melahirkan anak yang kemudian diberi nama Syahjohan Indra Mangindra. Setelah beranjak dewasa sang anak, Syahjohan Indra Mangindra mempelajari berbagai ilmu, sehingga kemampuannya tak tertandingi oleh anak-naka raja yang lain. Syahjohan kemudian pergi mengembara karena malu mengetahui ayahnya membayar upeti kepada Raja Baliya Indra.

Bergema Cendera

Syahjohan pun kemudian bertemu dengan saudaranya, Raja Cindra Laila Mangema dan Cindra Kesna Pradana. Mereka kemudian pergi ke Batu Palinggam untuk menemui Raja Syah Berma Sakti. Di sana Syahjohan diberi kesaktian Cumbul Kemala Hikmat. Usai dari sana Syahjohan melanjutkan perjalanan ke Negeri Tasik Nur Al-Banun. Di negeri itu Raja yang berkuasa adalah Raja Dewa Laksana Dewa. Syahjohan dengan bala tentaranya pun berperang dengan bala tentara Raja Baliya. Pada akhirnya Syahjohan berhasil memenangkan pertempuran, dan Raja Baliya pun tewas di tangan Syahjohan.Di akhir cerita, Syahjohan kembali ke negeri Biranta lndra dengan ketiga permaisurinya. Ketika mendengar kedatangan Syahjohan, ayahanda Raja Begerma Cendra sangat bersuka cita. Ia memerintahkan seluruh hulubalang dan rakyatnya menyambut kehadiran putranya.Teks Naskah Hikayat Bergema Cendra ini ditulis di atas kertas Eropa, berukuran 29,7 x 18,5 cm. Di dalam naskah ada dua cap kertas, satu cap seekor singa berdiri memegang pedang, dalam sebuah bingkai bulat telur ganda, dengan tulisan Concordia Respravae Crescunt. Kemudian, di atasnya ada cap singkatan nama VdL.Naskah berjumlah 264 halaman. Setiap halaman berisi 30-33 baris.Tek ditulis dengan menggunakan tinta hitam dan merah (teks ini antara lain berisi sejumlah pantun yang ditulis dengan tinta merah).Tulisan naskah masih jelas terbaca, namun pada halaman. 99-110 terdapat bekas tulisan yang melebar karena kertas dimakan tinta dan berlubang sehingga sulit untuk dibaca. Penomoran halaman asli menggunakan angka Arab 1-264 . Kertas berada dalam keadaan baik karena sudah dikonservasi dengan cara dilaminasi. Pada setiap baris pertama halaman 214-264 sebagian teks telah hilang, terpotong akibat proses penjilidan.

 

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com