- On 11 Oct 2022
Gamelan Ajeng
Gamelan Ajeng merupakan salah satu musik folklorik (jenis musik yang khas, mendayu, ringan yang disertai oleh lirik puitis) di wilayah Betawi. Gamelan Ajeng Betawi, dipengaruhi oleh unsur budaya Jawa, Sunda, Bali, Tionghoa dan Melayu.
Berdasarkan buku, Kongres Kebudayaan Betawi yang diterbitkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta (2011), musik gamelan ini dimainkan bersama-sama dan digunakan untuk mengiringi pertunjukan topeng serta tari-tarian selain sebagai pengiring lagu-lagu Betawi.
Alat musik Gamelan Ajeng terdiri dari sebuah kromong sepuluh pencon, sebuah terompet, gendang (dua gendang besar dan dua kulanter), dua buah saron, sebuah bende, sebuah cemes, sebuah kecrek.
Konon, gamelan ini dianggap sakral karena hanya dimainkan pada saat acara pernikahan. Kekhasan gamelan Ajeng dilambangkan dengan dua gong besar yang disebut gong lanang (laki-laki) dan gong wadon (perempuan). Kedua gong itu memiliki kekhususan dan hanya dapat ditabuh pada tempat tertentu, yaitu pajengan (sebuah panggung setinggi dua meter). Jenis gamelan itu masih ada di beberapa tempat, seperti Ciputat, Depok, dan Bogor. Di daerah tersebut sering dinamakan gamelan gong atau cukup gong saja.
Mulanya, gamelan ini biasa menjadi musik penyerta upacara, namun dalam perkembangannya, juga dipergunakan untuk mengiringi tarian Belenggo Ajeng atau tari Topeng Gong. Selain itu, juga berfungsi sebagai pengiring wayang kulit atau wayang wong Betawi, salah satu unsur kesenian Jawa yang diadopsi oleh masyarakat Betawi terutama pinggiran Jakarta. Gamelan Ajeng biasanya juga dihadirkan untuk memeriahkan hajatan keluarga seperti khitanan, perkawinan, dan sebagainya. Akhir-akhir ini digunakan sebagai pengiring Jaipong dengan menambahkan repertoar lagu-lagu Pop Sunda.
(diolah dari berbagai sumber)