Adat Istiadat

Malam Towong: Ritual ‘Mengusir’ Setan Usai Bulan Ramadan

Pada salah satu malam di sepuluh terakhir bulan Ramadan, ada suatu malam yang disebut Malam Towong oleh kalangan masyarakat Betawi. Pada Malam Towong inilah saatnya orang-orang wajib menyalakan obor di setiap sudut rumah mereka, atau di tempat-tempat yang gelap. Sebagian orang Betawi secara turun temurun percaya setan-setan yang sejak tanggal 1 Ramadan dirantai mulai dilepaskan lagi. Pada saat itu setan akan kembali menggoda manusia lagi.
 
Bagi para guru atau pemimpin agama di masyarakat Betawi, Malam Towong ini bermakna mengenang sejarah kegagalan manusia menghadapi godaan untuk pertama kalinya. Malam Towong ini sebagai peringatan bagi manusia agar jangan sampai mengulang kesalahan manusia pertama di dunia, Adam. Bahkan ada perkataan dalam Bahasa Betawi yang mengungkapkan seperti ini,"Awas lu jangan sampe persis bapak lu si Nabi Adam, ye!"
 
Kisah Nabi Adam ini menjadi inspirasi dan dihadirkan pada ritual Malam Towong karena dinilai memiliki korelasi dengan puasa sebagai latihan menahan diri dari godaan dan menyadari kehadiran Tuhan.
 
Malam Towong juga menjadi simbol orang Betawi ketika neraka dihadirkan kembali dan bagaimana mereka harus melepaskan diri dari alam penuh setan-setan, lalu kembali ke surga yang dulu pernah dianugerahkan kepada Adam.
 
Malam Towong mengingatkan hal yang paling mendasar supaya anak cucu adam selamat dari kemungkinan jatuh ke dosa atau godaan yang sama. Malam Towong bukan saja melatih menahan diri, tapi juga berlatih menyadari bahwa Tuhan hadir di dalam kehidupan.

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com