Permainan Rakyat

Congklak: Permainan yang Mengasah Ketajaman Berpikir dan Melatih Kesabaran

Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal juga di kalangan masyarakat Betawi. Permainan congklak juga dikenal di berbagai daerah di Indonesia dengan sebutan yang berbeda-beda. Pada mulanya permainan congklak berkembang di Asia Tenggara, khususnya kawasan Melayu.

Menurut sejarah, congklak pertama kali masuk dan berkembang di Indonesia dibawa oleh bangsa Arab yang datang untuk berdagang dan berdakwah. Para Arkeolog dan beberapa ahli percaya bahwa congklak berasal dari Timur Tengah lalu menyebar ke Afrika. Lalu, congklak berkembang hingga ke Asia oleh pedagang Arab.

Congklak dimainkan 2 orang yang berhadapan. Permainan ini menggunakan sejenis cangkang kerang sebagai biji congklak, atau juga bisa diganti dengan biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil. Kemudian papan congklak terbuat dari kayu, tapi ada juga yang terbuat dari plastik dengan panjang 40-50 centimeter. 

Pada papan congklak terdapat 16 buah lubang yang terdiri atas 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan 2 lubang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lubang kecil di sisi pemain dan lubang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.

Permainan dimulai ketika salah satu pemain mengambil biji congklak yang terdapat pada salah satu dari 7 lubang dibagiannya. Kemudian pemain tersebut harus membagikannya ke tiap-tiap lubang. Tidak lupa, pemain harus mengisi induk lubang yang milikinya.

Pemain lain, akan mendapat giliran ketika pemain sebelumnya sudah kehabisan biji congklak untuk dibagikan. Nantinya lubang-lubang kecil diisi 5-7 biji yang terbuat dari kerang atau biji sawo, sedangkan lubang besar dibiarkan kosong, anggaplah lubang besar tersebut merupakan gudang penyimpanan pemain.

Permainan akan berakhir ketika semua lubang kecil kosong, dan semua biji berada di lubang besar. Kemenangan ditentukan dari jumlah biji terbanyak yang berada di lubang besar masing-masing pemain.

Permainan ini memiliki filosofinya tersendiri. Tak hanya asal, seseorang yang sering bermain congklak, jiwa dagang dan ketajaman berpikirnya akan terasah. Permainan congklak dapat merangsang kemampuan berhitung. Karena, dalam bermain congklak tentu penuh strategi, bagaimananya untuk menang dan memperoleh banyak biji.

Permainan congklak yang sederhana ini memilki nilai dasar pendidikan karakter yang kuat. Selain mengasah otak, bermain congklak juga dapat mengajarkan jujur dan taat pada aturan yang berlaku. Karena, saat pemain menggenggam sejumlah biji di tangannya dan menjatuhkannya di setiap lubang, lawan main tidak benar-benar melihat berapa jumlah biji yang digenggam, apakah biji benar-benar dijatuhkan satu per satu atau tidak, atau malah lebih dari satu.

Di sinilah kejujuran dilatih. Karena aturan main telah disepakati bersama, jadi sebisa mungkin pemain tidak curang dalam permainan. Bermain congklak juga melatih kesabaran, karena pemain dibiasakan sabar menunggu gilirannya bermain. Ketika permainan selesai pun tidak ada yang bertikai mempermasalahkan yang menang dan kalah.

Peraturan Permainan:
  1. Permainan ini dimainkan oleh dua orang pemain.
  2. Permainan ini menggunakan alat papan congklak dan biji congklak.
  3. Terdapat 49 biji congklak yang di bagi ke 14 lubang kecil, setiap lubang berisikan 7 biji congklak.
  4. Suitlah untuk menentukan giliran main.
  5. Pemain pertama, membagikan biji congklak yang ada di daerahnya, pilihlah salah satu lubang untuk dibagikan biji congklaknya kepada setiap lubang kecil, dan satu lubang besar yang menjadi milik kamu, atau tabungan biji kamu.
  6. Membagikan secara berputar setiap melewati lubang isilah dengan 1 biji congklak.
 
Begitu seterusnya hingga biji congklak habis, jika sudah habis barulah giliran bergantian bermain.

Bujaka - Aplikasi Budaya Jakarta

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaandki@gmail.com