Permainan Rakyat
- On 28 Apr 2021
Adu Ketangkasan dalam Permainan Gasing
Gasing adalah salah satu jenis permainan tradisional anak Betawi yang menggunakan alat yang bisa berputar pada porosnya. Pada umumnya alat yang digunakan dalam permainan gasing ini terbuat dari kayu, namun ada juga yang dibuat dari plastik atau bahan lainnya. Gasing tradisional biasanya terbuat dari pohon kayu asem, kayu jambu batu, kayu sawo, kayu mahoni, kayu pete, kayu nangka dan kayu waru.
Permainan gasing biasanya dimainkan oleh anak laki-laki, tapi tidak ada larangan juga untuk dimainkan oleh anak perempuan. Tali gasing terbuat dari bahan nilon, namun untuk tali gasing tradisional umumnya dibuat dari kulit pohon. Arena permainan gangsing adalah di tanah keras dan padat dengan ukuran diameter 0,5 sampai 1 meter berbentuk lingkaran.
Gasing adalah permainan tertua di Indonesia karena permainan ini sudah dimainkan sejak sebelum Belanda datang ke Nusantara. Gasing di tiap daerah di Indonesia mempunyai nama yang berbeda-beda. Masyarakat di Jawa Barat dan Jakarta, khususnya masyarakat Betawi menyebut permainan ini dengan sebutan gasing, panggal atau tangkalan. Dalam bermain gasing, setiap peserta diadu ketangkasannya untuk bisa memutar gasing lebih lama.
Di Betawi ada 3 jenis permainan gasing yang dikenal, yakni gasing ambilan, gasing angonan dan gasing cocokan.
Gasing Ambilan
Bermain gasing ambilan, setiap pemain harus membawa gasing lebih dari satu. Satu untuk dipasang di dalam lingkaran, dan yang lainnya sebagai gacoan atau pembidik. Jumlah peserta dalam permainan gasing ambilan 5 sampai 10 orang.
Setelah diadakan undian, peserta yang berhak berjalan terlebih dahulu memperagakan gasingnya dengan cara memukul gangsingya ke tumpukan gangsingan di dalam lingkaran. Setiap peserta hanya boleh memukul gasingnya satu kali saja dalam satu putaran. Setiap gasing yang keluar dari lingkaran adalah milik orang yang memukul tadi, hal ini sesuai dengan namanya, yakni ambilan, peserta berhak mengambil gasing peserta lain, jika pukulan gasingnya bisa mengeluarkan gasing milik orang lain.
Gasing Angonan
Dalam permainan gasing jenis angonan, gasing yang berputar dan berhenti di dekat garis lingkaran maka akan dianggap kalah. Para peserta lainnya boleh memukul gasing yang kalah tersebut secara bergiliran agar keluar lingkaran. Bagi pemain yang gasingnya kalah, ia harus berusaha memasukkan gasingnya lainnya ke dalam lingkaran dan jika ia berhasil maka permainan akan diulang. Sama seperti gasing ambilan bermain gasing angonan, setiap peserta harus membawa dua gasing.
Gasing Cocokan
Di permainan gasing jenis cocokan, setiap peserta menaruh gasing pasangannya di dalam lingkarannya. Setiap pemain berusaha untuk mengeluarkan gasing mereka masing-masing dengan gasing gacoannya atau gasing pembidik. Bagi gasing yang tidak keluar lingkaran atau keluar lingkaran paling akhir, maka gasing tersebut dianggap kalah. Sebagai hukumannya, gangsing tersebut (bukan gasing gacoan) dicocok atau ditusuk dengan gasing yang berpaku sampai terbelah.
Permainan gasing biasanya dimainkan oleh anak laki-laki, tapi tidak ada larangan juga untuk dimainkan oleh anak perempuan. Tali gasing terbuat dari bahan nilon, namun untuk tali gasing tradisional umumnya dibuat dari kulit pohon. Arena permainan gangsing adalah di tanah keras dan padat dengan ukuran diameter 0,5 sampai 1 meter berbentuk lingkaran.
Gasing adalah permainan tertua di Indonesia karena permainan ini sudah dimainkan sejak sebelum Belanda datang ke Nusantara. Gasing di tiap daerah di Indonesia mempunyai nama yang berbeda-beda. Masyarakat di Jawa Barat dan Jakarta, khususnya masyarakat Betawi menyebut permainan ini dengan sebutan gasing, panggal atau tangkalan. Dalam bermain gasing, setiap peserta diadu ketangkasannya untuk bisa memutar gasing lebih lama.
Di Betawi ada 3 jenis permainan gasing yang dikenal, yakni gasing ambilan, gasing angonan dan gasing cocokan.
Gasing Ambilan
Bermain gasing ambilan, setiap pemain harus membawa gasing lebih dari satu. Satu untuk dipasang di dalam lingkaran, dan yang lainnya sebagai gacoan atau pembidik. Jumlah peserta dalam permainan gasing ambilan 5 sampai 10 orang.
Setelah diadakan undian, peserta yang berhak berjalan terlebih dahulu memperagakan gasingnya dengan cara memukul gangsingya ke tumpukan gangsingan di dalam lingkaran. Setiap peserta hanya boleh memukul gasingnya satu kali saja dalam satu putaran. Setiap gasing yang keluar dari lingkaran adalah milik orang yang memukul tadi, hal ini sesuai dengan namanya, yakni ambilan, peserta berhak mengambil gasing peserta lain, jika pukulan gasingnya bisa mengeluarkan gasing milik orang lain.
Gasing Angonan
Dalam permainan gasing jenis angonan, gasing yang berputar dan berhenti di dekat garis lingkaran maka akan dianggap kalah. Para peserta lainnya boleh memukul gasing yang kalah tersebut secara bergiliran agar keluar lingkaran. Bagi pemain yang gasingnya kalah, ia harus berusaha memasukkan gasingnya lainnya ke dalam lingkaran dan jika ia berhasil maka permainan akan diulang. Sama seperti gasing ambilan bermain gasing angonan, setiap peserta harus membawa dua gasing.
Gasing Cocokan
Di permainan gasing jenis cocokan, setiap peserta menaruh gasing pasangannya di dalam lingkarannya. Setiap pemain berusaha untuk mengeluarkan gasing mereka masing-masing dengan gasing gacoannya atau gasing pembidik. Bagi gasing yang tidak keluar lingkaran atau keluar lingkaran paling akhir, maka gasing tersebut dianggap kalah. Sebagai hukumannya, gangsing tersebut (bukan gasing gacoan) dicocok atau ditusuk dengan gasing yang berpaku sampai terbelah.