Gereja Patekoan (Tiong Hoa Kie Tok Kauw Tong)/ Gereja Tiga Salib/ Gereja Kristen Indonesia

Posted September 14, 2018
Written by

Anthing berhasil mendatangkan Penginjil Gan Kwee dari Amoy ke Batavia (1856), supaya memajukan pekabaran Injil di kalangan orang Tionghoa. Usaha untuk menarik orang Tionghoa kepada Kristus sudah dimulai oleh London Missionary Society, a.l. dengan menyebarkan buku-buku tipis dalam bahasa Tionghoa (Pendeta Milne dan Slater) dan khususnya sejak tibanya Medhurst di Batavia (1822-1843) waktu Kekaisaran Tiongkok sendiri masih tertutup. Namun demikian, suatu jemaat Kristen Tionghoa pun tidak jadi dibentuk. Atas prakarsa GIUZ, Penginjil keliling Gan Kwee mulai berkarya di Jl. Pagerman (dekat Jl. Kopi), namun mengalami banyak hambatan, sehingga ia sering berkelana ke Jawa, tanah yang lebih subur. Tujuh belas orang dibaptis pada tahun 1868, yang dikemudian hari menjadi inti suatu umat yang berkembang baik.

Dari hasil karya anak buah Anthing di Patekoan (kini Jl. Perniagaan) dan di Angke dibentuk sebuah jemaat kecil (k.l. 62 orang beriman), sejak tahun 1868. Empat tahun kemudian Gouw Kho bergabung dengan jemaat ini. Ia sering mewakili Gan Kwee waktu keliling Jawa. Sebagian besar umat ini terdiri dari orang sinkeh, artinya orang yang terlahir di Tiongkok dan belum mengerti bahasa Melayu. Pada tahun 1884 keluarga Gouw Kho menghibahkan empat rumah di Jl. Patekoan kepada jemaat ini. Di tempat ini didirikan gereja Tioghoa pertama di Jakarta (1899): ‘Umat Injili Tionghoa untuk Perluasan Kerajaan Allah’ yang dipimpin pendete-pendeta yang didukung oleh NZV (1902-1950) dan Java-Comite sampai digantikan oleh pendeta-pendeta Tionghoa.

Sejak 1940 umat bertambah banyak dan berkembang dengan cepat, sehingga dibentuk Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee—Khoe Hwee Jawa-Barat sebagai Gereja yang berdiri sendiri. Setelah masa sulit serta suram pendudukan Jepang lewat, sebagian jemaat yang berbahasa Hokian memperoleh gereja sendiri di Jl. Pinangsia I (1952). Namun sebagian umat berbahasa Hokian ini tetap menggunakan Gereja Patekoan.

Pada tahun 1953 jemaat Patekoan benar-benar pecah karena perbedaan pendapat tentang organisasi intern. Sebagian umat pindah ke Balai Pertemuan Kristen di Krekot. Pada tahun 1974 gereja lama dibongkar dan diganti dengan ‘Gereja Salib’ di Jl. Perniagaan. Pada tahun 1955 jemaat ini memperoleh suatu gedung ibadat dengan membangun Gereja GKI Kelinci dengan jumlah umat k.l seribu anggota (1965). Di gereja ini dilahirkan Sinode Am GKI (1988).


Gambar Ilustrasi (Sumber Foto: selisip.com)