Puisi Socrates
Socrates
Socrates duduk-duduk di bawah kerimbunan pohon jeruk
Melintas depan filsuf Yunani itu seorang tukang kerupuk
yang pikul dagangannya sambil terbungkuk-bungkuk
Socrates bertanya langsung tak meliuk-liuk
Bang—dari mana asal kerupuk?
Tukang kerupuk menoleh sambil berbatuk
Dari pabrik tuan—asal kerupuk
Socrates memicingkan mata sambil kepala digaruk
Salah—tukang kerupuk
Kerupuk berasal dari tanaman bumi
Nah—sekarang kutanya lagi
Dari mana asal bumi?
Saya tak tahu—Tuan
Saya tidak berpengetahuan
Socrates berdiri rentangkan tangannya
Jubahnya melambai ditiup angina laut Tengah
Bumi berasal dari ruang hampa
Tohu wafohu—begitu bahasa Ibraninya
Kata Socrates seperti dikutip juru cerita
Berdasar data revelata
Tukang kerupuk bukan main herannya
Mendengar jawaban begitu rupa
Kalau begitu duduk perkara
Dari mana asal ruang hampa?
Jawab segera supaya terang pada beta
Deus meliora det—Papa di paradisa
Ah—senang ‘kali aku bicara sama manusia papa
Penjaja barang yang tak tentu rupa
Tak jelas pula berat jenisnya
Nah—dengarlah wahai saudara
Sesungguhnya ruang hampa
Berasal dari pikiran manusia
Hendaknya ini kau terima
Jangan timbang rasa
Tukang kerupuk tambah heran saja
Apa?
Ruang hampa dari pikiran manusia?
O Tuan yang pintar kebina-bina
Jawab ini tempo juga
Dari mana asal pikiran manusia?
Tukang kerupuk
Kata Socrates sambil celingak celinguk
Kamu jangan kikik
Hic finis fandi—omong jangan kemaruk
Kukata kataku lebih pahit dari doan jambu klutuk
Ha ha ha—pikiran manusia berasal dari kerupuk
Ha ha ha
Bak digebuk pas dikuduk
Tukang kerupuk jato duduk
Kerupuk tumpah—semua remuk
Ya Tuhan pencipta segala makhluk
Adakh aja—manusia yang otaknya busuk
Satu Tuan bilang manusia keturunan kunyuk
Eh Tuan ini bilang pikiran manusia jadi kerupuk
Ya Tuhan yang jadikan semesta alam dan segala ufuk
Lindungilah hambaMu dari godaan setan yang terkutuk
Amin ya malikal mulk