Museum Satria Mandala

Posted July 5, 2018
Written by
Category Permuseuman

Museum Satria Mandala merupakan muesum yang menampilkan sejarah perjuangan TNI sejak tahun 1945. Gedung ini dahulu bernama Wisma Yaso, terletak di Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan dan dibangun pada tahun 1960. Semula gedung ini merupakan tempat kediaman Nyonya Ratna Sari Dewi Sukarno, salah satu isteri Presiden Sukarno. Gagasan untuk mendirikan museum ABRI dicetuskan oleh Kepala Pusat Sejarah ABRI saat itu, Drs. Nugroho Notosusanto. Pembangunannya dimulai sejak 15 November 1971, selesai tahun 1979, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 5 Oktober 1972. Menampilkan secara visual tahapan-tahapan perjuangan rakyat Indonesia.

Tujuan didirikannya museum ini adalah mengabadikan peristiwa-peristiwa bersejarah dari perjuangan bangsa Indonesia yang berintikan TNI/ABRI sejak Proklamasi 1945, serta menyimpan dan memamerkan benda-benda peninggalan yang memiliki aspek Hankam/ABRI. Satria Mandala berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya lingkungan keramat para ksatria. Museum Satria Mandala memiliki berbagai koleksi, seperti naskah, miniatur, diorama, foto dokumentasi, senjata dan peralatan ABRI. Di museum ini juga dipamerkan berbagai replika kapal perang serta alat-alat yang dipergunakan pada operasi TNI-AL, misalnya KRI Pattimura yang berjasa di dalam operasi Jaya Wijaya di perairan Irian Jaya, Operasi Cakra I & II, dan kapal KRI Macam Tutul. Kelompok pesawat terbang yang dipamerkan adalah dalam bentuk asli, antara lain AT-16 Harvard dari AS, B-25 J. Mitchel yang pernah dipakai dalam penumpasan pemberontakan Andi Aziz di Ujung Pandang, RMS, DI/TII, PRRI/Permesta serta Trikora dan Dwikora; P-51 Mustang yang terkenal dengan sebutan Cocor Merah karena selongsong baling-balingnya berwarna merah; RI 001 Seulawah yang setelah selesai tugas militer dihibahkan kepada Garuda Indonesia Airways; Helikopter MI-4. Museum Satria Mandala memiliki beberapa ruangan yang dipergunakan untuk menyimpan benda-benda peninggalan, yaitu Ruang Panji, Ruang Jenderal Soedirman, Ruang Jenderal Oerip Soemoharjo, Ruang Jenderal Besar A.H. Nasution dan Jenderal Besar Soeharto.

Ruang Panji berisi “prasasti” besar bertuliskan teks naskah proklamasi yang dipahat di dinding marmer dan panji-panji serta lambang-lambang Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan POLRI. Pada Ruang Jenderal Soedirman, pengunjung dapat melihay tandu yang dahulu digunaan untuk menggotong Jenderal Soedirman sakit selama beliau memimpin perang gerilya dalam Agresi Militer Belanda II tahun 1948. Selanjutnya Ruang Oerip Soemoharjo yang memamerkan lukisan, foto, dan memorabilia dari Jenderal Oerip Soemoharjo. Objek yang paling penting pada ruangan ini adalah surat pengangkatan Jenderal Oerip Soemoharjo sebagai Kepala Staf Umum Markas Besar Tentara pertama dengan pangkat Letnan Jenderal tanggal 20 Mei 1946. Ruangan berikutnya adalah Ruangan Jenderal Besar A.H. Nasution dan Jenderal Besar Soeharto, di ruangan ini dipamerkan foto-foto, patung dada  tokoh bersangkutan dari perunggu, dan Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan tanda-tanda jasanya. Di museum ini juga terdapat beberapa ruangan seperti Ruang Diorama II-IV yang menceritakan berbagai pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan di masa awal Indonesia merdeka. Selain itu, juga terdapat Ruang Seragam dan Balairung Pahlawan yang terletak di bangunan ketiga museum ini. Di ruangan ini dipamerekan seragam TNI dari masa ke masa. Museum ini menjadi unik karena koleksi kendaraan perang tersebar di halaman museum, salah satu yang seringkali menarik pengunjung adalah panser rel yang digunakan tahun 1955-1962 untuk mengawal perjalanan kereta api rute Bandung-Banjar dari Gerombolan DI/TII.

Alamat:

Jalan Gatot Soebroto No. 14, Jakarta Selatan

Telpon: 021- 5227946

Laman: www.sejarahtni.mil.id

Waktu Kunjung:

Selasa-Minggu pukul 09.00 – 15.00 WIB