Klenteng Lo Cia Bio

Posted July 9, 2018
Written by

Klenteng Lo Cia Bio terletak di JL. Duri I, No. 19, Cibunar, Kelurahan Duri Pulo, Kecamatan Gambir, RT.6/RW.2, Duri Pulo, Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10140.

Dari aspek jenis Klenteng Lo Cia Bio termasuk jenis Klenteng Komunal yang terbuka bagi siapa saja (umum) tanpa membeda-bedakan ras, etnis, suku, golongan, asal-usul. Hal ini terbukti sejak masa awal keberadaan Lo Cia Bio di tahun 1959 telah ikut bergabung para umat non Manado, bahkan ada yang ikut mengambil bagian pro-aktif ikut mengurus dan membantu mendanai demi kelangsungan hidup klenteng ini di masa-masa krisis pada tahun 1960-an hingga awal tahun 1970-an.

Partisipasi umat non Manado diteruskan oleh generasi berikutnya sejak tahun 1980-an hingga saat ini, dan kini cukup banyak orang non Mariado yang menjadi umat Klenteng Lo Cia Bio. Namun akibat kental nya pengaruh budaya dan peranan komunitas Manado dan Gorontalo, bagi orang luar terkesan seolah-olah Klenteng Lo Cia Bio adalah klenteng khusus komunitas Manado.

Sebutan “Lo Cia Bio” adalah nama yang akrab diisebut oleh para umat generasi junior dan mulai intensif digunakan dan disosialisasikan sejak tahun 1995 pada saat kepemimpinan Nick Thung Widjaja (alm). Sebutan “Klenteng Kampungduri” selain telah dikenal dan tersosialisasikan sejak awal keberadaan Klenteng ini, juga Iebih popular dan luas jangkauannya. Ada tiga pihak yang akrab menyapa wadah ini Klenteng Kampungduri yakni para umat generasi senior, komunitas Manado lintas agama di Jakarta, dan masyarakat di Sulawesi Utara (Minahasa), dan Manado-Gorontalo pada khususnya. Bagi para generasi senior, nama “Kampungduri” memiliki makna signifikan dan kaitan emosional menyangkut pengalaman perjuangan di masa-masa awal eksistensi dan perkembangannya sebagai tempat ibadah amat sederhana di lingkungan hunian yang juga sangat sederhana.

Tempat ibadah ini berlokasi di kelurahan Duri Pulo kawasan Cibunar yang becek di waktu hujan, dikelilingi rumah-rumah amat sederhana terbuat dari gedek dan untuk tiba di situ harus melalui gang / lorong becek di samping pabrik kancing sekitar 60-70 meter dari jalan raya di kala itu. Mengingat adat kebiasaan di Manado yang cenderung menyebut suatu lokasi menurut ciri khusus setempat (misalnya, kampung Cina, kampung Temate, kampung Kodo[k], dll.), maka lingkungan di sekitar klenteng yang bernuansa kampung dan jaian-jalannya memakai nama awal “Duri”, menurut versi komunitas Manado dinamakan “kampung Duri”.