Ciganjur

Posted July 5, 2018
Written by

Ciganjur merupakan salah satu nama kelurahan di Jakarta Selatan. Kelurahan ini berbatasan dengan Cilandak di sebelah Utara, Kebagusan/Cilandak di sebelah Barat, Cinere di sebelah Timur, dan Depok di sebelah Selatan. Nama Ciganjur berasal dari dua suku kata yaitu, Ci dan Ganjur. Ci berasal dari bahasa Sunda yaitu Cai yang artinya sungai dan Ganjur berarti mancur. Arti Ciganjur sendiri adalah air yang mancur. Adapun sumber lain yang mengatakan bahwa Ci berarti air dan ganjur berasal dari arti kata manjur, Ciganjur sendiri diartikan sebagai air yang mancur keluar. Pada jaman dulu kala di daerah tersebut terdapat sebuah pohon besar yaitu pohon timbu dan dari pohon tersebut keluar air mancur. Pada saat itu, tidak satu pun orang yang berani melewati tempat tersebut karena dianggap angker.

Pada tahun 1925 masa pemerintahan Belanda, Ciganjur berada di bawah kekuasaan tuan tanah yang bernama tuan Dales yang tinggal di Tanjung Barat. Status tanah pada waktu itu adalah tanah bengkok dan penduduk diwajibkan menanam padi. Selain membayar pajak kepada tuan tanah, penduduk diwajibkan membayar ½ bagian dari hasil panennya kepada tuan tanah dan ½ bagian sisanya diberikan kepada pemotong dan sisanya dapat diambil pemilik sawah. Tuan tanah juga memiliki andil besar terhadap pembagian air irigasi persawahan. Setiap penduduk diwajibkan mengikuti kerja bakti satu minggu sekali, jika tidak hadir akan dikenakan denda.

Di daerah Ciganjur juga terdapat tanah ordernemieng yang dikelola oleh orang-orang Belanda yaitu, Tuan Loren, Naoir, Van Hendra dan lain-lain. Tanaman yang ditanam adalah pohon karet, pohon jeruk, dan pohon nenas.

Pada masa kependudukan Jepang, kelurahan Ciganjung masuk ke wilayah Jatinegara Siku. Pada tahun 1956, masuk ke wilayah Kawedanan Kramat Jati, kelurahan Pasar Minggu. Pada tahun 1987, kelurahan ini masuk ke wilayah Kecmatan Perwakilan Pasar Minggu di Jagakarasa.

Penduduk asli Ciganjur sebagian besar terdiri dari orang-orang Betawi yang berasal dari daerah sekitar Ciganjur seperti Depok, Bogor, Banten, dan Tangerang. Namun mereka menamakan dirinya penduduk asli Betawi, karena sudah tiga generasi mereka menetap di Ciganjur.

Berdasarkan hasil penelitian Arkeologi di daerah Ciganjur, ditemukan beberapa peninggalan dari masa prasejarah seperti alat-alat rumah tangga yang digunakan pada masa lampau. Namun tidak semua temuan tersebut berasal dari masa tua, di antaranya adalah keramik-keramik buatan Eropa dan keramik buatan Cina. Kerak besi yang ditemukan merupakan sisa pandai besi tempat industri logam.