Cerita Rakyat Betawi Juragan Kambing

Posted July 5, 2018
Written by
Category Sastra & Bahasa

JURAGAN KAMBING

Cerita rakyat Betawi ini mengisahkan tentang tujuh orang gadis. Mereka adalah puteri-puteri seorang hartawan besar. Namun kini ayah bunda mereka sudah tiada. Tanpa adanya ayah ibu, ketujuh gadis itu sungguh tiada terurus. Kerja mereka setiap hari hanya bersenang-senang, berpesiar bersama pemuda-pemuda kaya. Hanya si bungsu yang bernama Siti Zainab yang tak pernah turut.

Setiap hari Siti Zainab hanya bermain-main sendiri. Keenam kakaknya tak pernah ambil perduli padanya. Maka keadaan Siti Zainab sungguh mengibakan hati. Sesungguhnya kakaknya yang keenam yang bernama Siti Zubaidah, ada juga kasihnya kepada adiknya. Sesekali dan diam-diam Siti Zubaidah memberi uang kepada seorang janda sebagai upah memasak dan mencuci bagi Siti Zainab.

Janda upahan siti biasa dipanggil Bibi Kambing karena anak satu-satunya bekerja sebagai gembala kambing dan anak itu biasanya disebut juragan kambing yang merupakan sebuah olok-olok baginya. Karena Siti Zainab tak ada yang merawat, Bibi Kambing merasa kasihan dan memutuskan untuk merawatnya di rumah Bibi Kambing. Siti Zainab sangat bahagia berada di rumah Bibi Kambing dan ia pun dekat dengan Warsa.

Bibi Kambing Khawatir dengan kedekatan anaknya dengan Siti Zainab sehingga Bibi Kambing menyuruh Warsa berniaga dengan modal hasil jualan kambingnya. Warsa hanya paham dengan mengembalakan kambing sehing selama berniaga ia hanya bisa bekerja yang berhubungan dengan kambing. Upah yang diterima akhirnya membuahkan hasil. Warsa pulang ke desa dengan membawa kekayaan yang didapatnya.

Setelah warsa kembali sebagai saudagar kaya, kelima kakak Siti Zainab sering berkunjung ke rumah Bibi Kambing dan berusaha mendapatkan Warsa. Namun warsa hanya terpikat kepada Siti Zainab dan jadilah mereka menikah. Kelima kakaknya amatlah murka dan mereka merencanakan untuk mencelakai Siti Zaina.

Siti Zulaikha, kakak sulungnya, dan keempat kakaknya mengajak Siti Zainab bepergian. Siti Zubaidah merasa cemas sehingga ia memberikan sebuah kantong berisikan makanan, sebentuk cincin permata dan sebelah sekin.

Selama berkayuh di sungai mereka bercanda gurau dan setelah tiba di dermaga kelima kakaknya turun dari perahu. Namun tiba-tiba Siti Zulaikah melepas tali penambat perahu. Berhari-hari Siti Zainab berada di atas perahu dengan bekal yang tersisa. Beruntunglah Siti Zainab bertemu dnegan seorang tukang rakit. Kemudian tukang rakit tersebut mengantarkan Siti Zainab ke dermaga dan ia menunggu kedatangan suaminya.

Setelah bertemu dengan suaminya, Siti Zainab menceritakan yang sesungguhnya. Amatlah gusar suaminya dan ingin membalas perbuatan kelima kakaknya itu. Warsa membeli lima peti besar. Sesaat sampai di desa, Siti Zulaikha dan keempat kakaknya begitu riang menyambutnya. Warsa mengatakan bahwa dia membawa sesuatu dan isinya ada di dalam peti itu.

Masuklah mereka satu per satu sementara Situ Zainab sudah berada di dalam peti besar itu. Begitu ia melihat tangan kakaknya, Siti Zainab langsung menikamkan sekin, begitu juga terhadap keempat kakaknya.

Sejak saat itu, Siti Zainab dan suaminya, Bibi Kambing, Siti Zubaidah dan suaminya, hidup tentram.