Cerita Rakyat Betawi DARMA JAYA DARMA LARANG

Posted July 5, 2018
Written by
Category Sastra & Bahasa

DARMA JAYA DARMA LARANG

Cerita rakyat Betawi ini mengisahkan tentang seorang pertapa yang mempunyai dua orang putera. Keduanya laki-laki, yang tertua bernama Darma Jaya, yang bungsu bernama Darma Larang. Darma Jaya amatlah tampan. Sedangkan Darma Larang sebaliknya. Wajahnya amat buruk, kulitnya sehitam arang, tubuhnya kecil namun perutnya buncit.

Darma Jaya ingin sekali menjadi senapati bahkan kalau mungkin, mengapa tidak menjadi raja saja?

Pada suatu hari Darma Jaya menjumpai ayahandanya dan memohon agar diizinkan ke Ibukota dan mengabdi kepada baginda raja. Sang Ayah menginzinkan, namun Darma Larang ingin ikut. Darma Jaya melemparkan kelereng sejauh-jauhnya dan menyuruh Darma Larang mengambilnya dan diam-diam Darma Jaya berangkat ke Ibukota.

Di paseban istana, baginda raja sedang gundah. Paduka baru saja melamar Dewi Sukmawati, namun sang puteri mengajukan syarat pernikahan yang berat yaitu ia ingin dibuatkan taman dengan tujuh kolam pemandian dan harus siap dalam semalam.

Ditengah lamunannya, seorang patih mengusik lamunannya dan memberi kabar kalau seorang satria hendak menghadap. Sebagai sebuah kesempatan dan Darma Jaya menghadap baginda raja. Baginda raja meminta Darma Jaya untuk membuat sebuah taman dengan tujuh kolam pemandian sebagai syarat mengabdi kepada raja. Darma Jaya dengan senang hati menurutinya.

Darma Jaya meminta bantuan adiknya, Darma Larang, untuk membuat sebuah taman dengan tujuh kolam pemandian. Dibalik keburukan fisik Darma Larang, ia amatlah berhati mulia dan bijak. Darma Larang berhasil membuat sebuah taman yang teramat sangat indahnya. Kemudian Darma Jaya menyuruh Darma Larang bersembunyi. Darma Jaya melapor kepada Dewi Sukmawati bahwa tamannya sudah selesai. Dewi Sukmawati bersama dengan puteri-puteri lainnya takjub akan keindahan taman itu. Para puteri mandi di kolam pemandian tersebut. Darma Larang melihat puteri-puteri cantik tersebut dan dengan tidak sabar, Darma Larang melompat ke kolam. Puteri-puteri itu teriak dan tiba-tiba Darma Jaya mengeluarkan panahnya dan memanah Darma Larang. Darma Larang meninggal. Dewi Sukmawati memuji kehebatan Darma Jaya yang telah menaklukkkan makluk seram (yang merupakan adik Darma Jaya). Rasa sedih itu menghilang.

Sementara itu sang prabu gelisah dan ia menyusul Darma Jaya. Alangkah terkejutnya dia melihat Darma jaya dan Dewi Sukmawati berkasih-kasihan. Sang prabu marah besar. Darma Jaya yang merasa tidak bersalah menantang sang prabu mengadu kejantanan. Pertarungan sengit pun terjadi. Mereka sama-sama tangguh dan gagah.

Dengan mata terpejam, sang prabu mengeluarkan senjata yang merupakan milik jelmaan Dewa. Dibenaknya, Darma Jaya harus mati. Darma Jaya menjauh hingga ke balik awan. Akan tetapi, Darma Larang telah menunggunya. Darma Larang tak sabar lagi ingin pergi bersama kakaknya ke nirwana. Saat akan jatuh, Darma Larang mendorong senjata sang prabu itu hingga tepat mencapai Darma Jaya. Senjata itu menghantam Darma Jaya dengan dentuman keras. Tubuhnya terpelanting, darah mengucur deras. Saat itu juga, kakak adik tersebut terbang bersama menuju nirwana.