Ubrug Betawi berasal dari ubrug Banten yang tekah diadaptasi ke dalam budaya Betawi. Di dalam Ubrug Betawi ada pertunjukan sulap dan cerita-cerita yang ditampilkan biasanya berbentuk pendek dan disebut “banyolan” yang mengutamakan tawa penonton. Jakan cerita tidak terlalu diperhitungkan tetapi berisi sindiran atau kritik sosial, lebih kepada pertunjukan lawakan.

            Selain sebagai hiburan untuk hajatan, ubrug juga bisa ngamen. Mereka biasa ngamen dipasar dan halaman stasiun. Dalam mengumpulkan penonton ubrug berkeliling kampung mencari tempat pentas. Sepanjang perjalanan keliling, musik pengiring ubrug itu akan menarik perhatian masyarakat untuk datang menonton. Uang diperoleh dengan cara nyawer, yaitu meminta langsung dari penonton.

(sumber : Buku Seni Pertunjukan Tradisional Betawi, Arie Budhiman, 2012)