Tonil Samrah

Posted May 8, 2018
Written by
Category Seni Pertunjukan

Tonil Samrah merupakan pengembangan dari teater bangsawan dan komedi stambul. Tonil dan Samrah adalah dua istilah yang berbeda. Menurut riwayatnya tonil merupakan seni pertunjukan bangsawan. Masuk ke Batavia dibawakan oleh kelompok tou nil dari istambul. Sementara Samarakh atau Samrah merupakan kesenian Betawi yang terinspirasi dari tonil. Dimainkan dengan seadanya. Tidak menggunakan panggung seperti Tonil dan menggunakan bahasa melayu tinggi tetapi lebih merakyat dan dimainkan di kampung-kampung Betawi masa lalu. Peran alat musik lebih kepada pembatas diantara babak cerita yang dibawakan.

            Tonil Samrah sering dipentaskan setelah pembacaan maulid karangan Al Barjanzi dilakukan, musik dilantunkan dan tari samrah selesai dimainkan pada malam hari dihadapkan para undangan. Tonil ini dimainkan pada acara tradisi perkawinan Betawi yang mengenai “maulid” dan “malam mangkat”. Pada tahun 1920 diketahui ada perkumpulan tonil samrah yang pernah membawakan lakon Cik Siti, Tangis Si Mamat, Kasim Baba, Ujan Panas, Ibu Tiri, dan lain-lain. Cerita-cerita itu berbahasa Melayu tinggi dengan kosa kata Melayu Riau cukup mencolok. Pada era 1940-an, khususnya pada masa pendudukan Jepang, Tonil Samrah menghilang. Baru pada era tahun 1950-an Tonil ini muncul kembali, tetapi namanya menjadi Orkes Harmonium. Tonil Samrah sesudah kemerdekaan ini ditata lebih rapih, dikemas seperti halnya persiapan pementasan teater. Pemain perempuan pun sudah diperbolehkan ikut.

(sumber : Buku Seni Pertunjukan Tradisional Betawi, Arie Budhiman, 2012)