Semanggi, Jembatan
Jembatan Semanggi
|
|
Panjang Total |
1509 M |
Bentang Terpanjang |
5050 M |
Lebar |
30 M |
Tipe Bangunan Atas |
Jembatan Beton Pratekan Tipe Box |
Tipe Bangunan Bawah |
Tiang Bor |
Metode Pelaksanaan |
Perancah |
Konsultan |
Direktorat Jenderal Bina Marga |
Kontraktor |
PT. Hutama Karya ( Persero) |
Lokasi |
DKI Jakarta |
Data diambil dari https://pustaka.pu.go.id 2014
Jembatan berbentuk daun semanggi ini berada di antara Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Gatot Subroto. Lokasinya tidak jauh dari Polda Metro Jaya, kawasan Senayan, kawasan bisnis Sudirman dan Balai Sarbini. Jembatan ini adalah salah satu jembatan prestressed beton pertama di Indonesia serta merupakan ikon kota Jakarta selain Monumen Nasional (MONAS).
Jembatan ini menghubungkan beberapa area wilayah Jakarta, diantaranya wilayah Selatan, Barat dan Pusat. Diantara sisi-sisi jembatan ini diberi taman penghijauan, sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang didanai oleh beberapa perusahaan swasta.
Pembangunan Jembatan Semanggi merupakan salah satu usulan Ir. Soetami yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum. Jakarta yang saat itu menjadi tuan rumah acara ASIAN GAMES IV mempersiapkan diri dan menurut Soetami sebagai pusat dari kegiatan acara tersebut, jaringan jalan di simpang Senayan akan berpotensi mengalami kemacetan, maka perlu dibangun sebuah jembatan layang yang kemudian dikenal sebagai Jembatan Semanggi. Pembangunan jembatan ini dimulai tahun 1961.
Jembatan berpola daun semanggi dengan konstruksi perlintasan tidak sebidang yang menghubungkan empat arah perlintasan jalan, baik dari arah timur, barat, utara dan selatan. Pada masa pembangunan jembatan ini tergolong proyek mercusuar Presiden Sukarno, yang banyak menuai kritik. Namun kemudian jembatan ini bermanfaat dalam mengatasi kepadatan arus lalu lintas yang ada di ibukota.
Pada masa pergerakan mahasiswa November 1998, jembatan ini menjadi saksi bisu kejadian tragedi semanggi.