Mustika

Posted April 18, 2018
Written by
Category Seni Rupa

Gambar Ilustrasi (Sumber Foto: satuharapan)

Pelukis, lahir di Pemalang, Jawa Tengah 2 Desember 1937 dan meninggal di Jakarta, 21 Juli 2002. Putra dari keluarga Sumadio Sastrodimulyo pensiunan pegawai negeri sipil. Pendidikan hingga SMA dan kursuskursus, mulai melukis sejak tahun 1955 kemudian belajar membuatlmematung tahun 1964 di Jakarta; tahun 1962 menulis buku dongeng anak-anak bergambar "Sang Bangau" diterbitkan oleh PT. Wijaya. Tahun 1958 ikut mendirikan organisasi Seniman Indonesia serta tercatat sebagai anggota termuda Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional yang kegiatannya berpusat di Balai Budaya Jakarta. Sej ak tahun 1966-1990 banyak menyelenggarakan Pameran Tunggal sebanyak 22 kali dan pameran bersama yang tak terhitung jumlahnya.

Tahun 1970 mendirikan Sanggar Krida Jakarta, pada tahun yang sarna ikut mendirikan Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) menjabat selaku Ketua Bidang Organisasi, kemudian melalui Munas I dikukuhkan selaku ketua Bidang Sosial Budaya pada Pimpinan Pusat hingga Muna

s II tahun 1989, selanjutnya dipercayakan lagi pada Bidang Sosial Budaya untuk Pimpinan Daerah Jakarta hingga saat ini. Terpilih sebagai anggota Dewan Kesenian Jakarta untuk Kornite Seni Rupa masa bakti 1985 hingga 1988 yang kemudian diperpanjang hingga awal 1990; mulai bulan April 1969-1990 aktif bekerja di Pusat Kesenian Jakarta-Taman Ismail Marzuki, tugas yang dipercayakan antara lain: Manager Pameran - Ka. Humas - Ka. Unit Pameran Ka. Bidang Pengawasan - Ka. Bidang Produksi. Tahun 1989 terpilih sebagai salah satu anggota kelompok kerja seni rupa dalam Panitia Pelaksana Pameran Kebudayaan KIAS (tahun 1990-1991) sebagai mata rantai Diplomasi Kebudayaan.

Lukisan Mustika menjadi koleksi sejumlah tokoh penting. Sebuah lukisannya yang beIjudul Danau Kintamani dikoleksi oleh Suzuki, mantan Perdana Menteri Jepang. Lukisan Kampung Jakarta juga menjadi koleksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan terpasang di Markas Besar PBB di New York sejak tahun 1972. Selain melukis Mustika juga aktif menulis dan membuat dokumentasi kegiatan seni rupa. Alrnarhum pemah menghasilkan buku Percakapan dari Hati ke Hati Pelukis Indonesia (1983) terbitan Sanggar Krida; Tokoh-tokoh Pelukis Indonesia (1993); SeniRupa Indonesia Modem dalam Kritik dan Esai (1996). Mustikajuga pemah menulis buku cerita anak beIjudul Sang Bangau (1962).