Mus Mualim

Posted April 18, 2018
Written by
Category Seni Musik

Musisi, lahir di Bandung, 12 Februari 1935, meninggal di Jakarta, 1Januari 1991. Bemama asli Muslim, dia menganggap nama Muslim terlalu berat disandangnya. Mus muda adalah guru mengaji di kampungnya, Cirebon. Ayahnya adalah pedagang barang bekas. Pada suatu hari di tumpukan barang bekas dagangan ayahnya itu Mus menemukan sebuah gitar tua. Dengan gitar itu, ia belajar musik. Setelah pandai memetik gitar, kemudian belajar main bass, dan bergabung dengan sebuah grup orkes keroncong yang sering tampil di RRI Cirebon. Ia sempat belajar piano secara gratis dengan seorang guru bangsa Belanda, tapi tak berlangsung lama karena tidak punya piano, di samping guru itu terlalu cepat pulang ke Negeri Belanda.

Menjelang penyelenggara Festival Bintang Radio di Cirebon, pemain piano yang sebenamya sebagai pengiring lomba tersebut menghilang dan pemimpin orkes memilihnya sebagai pemain piano. Setelah dilatih secara spartan selama dua bulan, akhimya tampil juga sebagai pianis. Sejak saat itu memperdalam ketrampilannya memainkan piano. Pada awal 1950-an, diajak Sadikin Zuchra pindah ke Jakarta. Mendengar kabar pianis jazz bernama Nick Mamahit akan tampil di sebuah konser yang diselenggarakan di RRIJakarta, ia datang ke tempat pertunjukkan. Maksudnya, agar dapat melihat gerakan jemari "jagoan" gaya progresif lulusan sekolah musik Belanda itu. Pengagum Duke Ellington ini mulai serius memperdalam jazz sejak 1961 dan mulai tampil sebagai aranger Orkes Simfoni Radio Jakarta. Bersama Bubi Chen, ia membuat rekamanjazz, dan bersama Benny Mustapha membentuk band populer dengan nama Mus Mustapha, sempat membuat album rekaman mengiringi Sitompul Bersaudara dengan label Irama.

Pada masa Orde Lama, musik jazz menjadi salah satu kesenian yang dibantai oleh PKI/Lekra. Tetapi ia justru membuat konser jazz pertama tahun 1965, di kampus UI. Dalam Expo 1970 di Osaka, Jepang, dipercaya mernimpin grup Indonesia VI: Maryono (saksofon), Sadikin Zuchra (gitar), Tjok Sinsoe (bass), Benny Mustapha (drums), Munir Mus Idris Sardi (biola), dan Mus Mualim (piano sekaligus sebagai aranger). Ketika TVRI baru lahir, awal tahun 1960-an, suami Titik Puspa
ini memegang jabatan sebagai koordinator artis musik. Juga bertugas menyiapkan aransemen musik bagi musisi yang akan tampil. Bersama Jack Lesmana, Mus menggelar acara yang diberi judul Pojok Jazz. Selain memainkan musik jazz, ia pernah menjadi sutradara film Bawang Putih serta menjadi ilustrator musik film Pelabuhan, The Big Village, Cinta dan Air Mata, Hidup, Menyusuri Jejak Berdarah, dll.