Misbach Jusa Biran

Posted April 18, 2018
Written by
Category Sastra & Bahasa

Sastrawan dan dilahirkan di Rangkasbitung, Jawa Barat, 22 September 1933. Pendidikan terakhir Taman Madya Bagian B, Jakarta. Pernah bekerja di Perfini (1954-1957). Pernah pula menjabat Direktur Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta, menjadi anggota Dewan Film Nasional, dan Ketua Umum Karyawan Film dan Televisi (1987-1991). Ia pun pemah menjadi pemimpin redaksi Minggu Abadi (1958-1959) dan Purnama (1962-1963), serta redaktur Duta Masyarakat (1965-1963), Abad Muslimin (1966), dan Gelandang (1967). Dramanya, Bung Besar (1958), mendapat Hadiah Kedua Sayembara Penulisan Naskah Drama Kementrian P & K tahun 1958. Karyanya yang lain: Setengah Jam Menjalang Maut (d,1968), Menyusuri Jejak Berdarah (d 1968), Keajaiban di Pasar Senen (kc, 1971), dan ... Oh, Film (kc, 1973). Pada tahun 1996, kedua buku terakhir ini disatukan dengan judul Keajaiban di Pasar Senen.

Ia juga banyak menulis skenario dan menyutradarai film. Film yang disutradarainya: Pesta Musik La Bana (1959), Holiday in Bali (1962), Panggilan Nabi Ibrahim (1964), Di Balik Cahaya Gemerlapan (1966), Menyusuri Jejak Berdarah (1967), Operasi X (1968), dan Honey, Money&DF(1970). Antara 1969-1991 menjadi anggota Dewan Film Nasional. Tahun 1970 ikut merancang berdirinya Akademi Sinematografi yang kini menjadi Jurusan Film IKJ. Dan mengajar di situ tahun 1971-1995 dalam mata kuliah Sejarah Film Indonesia dan Penulisan Skenario Film (belakangan hanya yang terakhir saja). Tahun 1978 merancang berdirinya badan yang khusus menyelenggarakan pendidikan bagi orang film, yang kemudian dikenal sebagai Yayasan Citra. Di situ ia menjadi pengurus, dan sekian lama menjadi Ketua Umumnya, juga mengajar. Tahun 1971 merintis berdirinya Arsip Film, yang sejak tahun 1975 menjadi Sinematek Indonesia, yang terns dipimpinnya. Untuk bidang arsip film ini ia menerima penghargaan "Lifetime Achievement" dari SEAPAVAA (Sourth East Asia and Pacific Film and Audio- Visual Archive Association), atas perintisannya di bidang arsip film di Asia Tenggara. Di FFI, beberapa kali menjadi anggota Komite Seleksi, dan beberapa kali menjadi anggota Dewan Juri. Banyak kali  menjadi juri dari penulisan Pers mengenai film.

Kegiatan lain di bidang kesenian adalah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta, sejak berdirinya pada tahun 1968 sampai tahun 1981. Menjadi Direktur Pelaksana DKJ tahun 1980-1981, menjadi Wakil Direktur Tim Bidang Artistik tahun 1973-1975. Sebagai pimpinan Arsip fIlm dan pengajar fIlm, pemah diundang untuk meninjau arsip dan sekolah film di banyak negara, termasuk keliling Amerika dan Jepang. Dan ikut menyiapkan rekomendasi UNESCO mengenai Arsip Film dalam pertemuan di Argentina (1978) dan Paris (1989). Penghargaan-penghargaan yang pernah diterimanya adalah: Hadiah Usmar Ismail (1985), Hadiah tertinggi Dewan Film Nasiona1 Hadiah Seni (1993), dari Depdikbud dan Life Achievement SEAPAVAA(l997).