Melati di Tapal Batas
Judul lagu yang dibuat oleh Ismail Marzuki dan Suto Iskandar atas permintaan Moeffreni Moekmin (Komandan Resimen V). Syairnya menyadarkan para pemudi agar jangan semua terjun di daerah pertempuran karena garis belakang masih banyak yang bisa dikerjakan. Hal ini dilakukan karena pada saat Itu para pemudi yang masih sangat muda-muda turut mengangkat senjata berjuang di garis depan berdampingan dengan kaum laki-Iaki. Lagu ini sangat cepat populer di kalangan pejuang di front timur Jakarta. Para pemudi pun sadar bahwa berjuang tidak selalu harus di garis depan memanggul senjata.
Syair lagu ini merupakan acuan sejarah tentang bakti dan andil kaum perempuan Indonesia di dalam kancah peperangan membela Tanah Air. Karya ini merupakan sebuah reportase tentang kehadiran serta peran gadi-gadis muda yang tampil heroik di tapal batas kota Bekasi.
Melati di Tapal Batas
Engkau gadis muda jelita Bagai sekuntum melati Engkau sumbangkan jiwa raga Di tapal batas Bekasi
Engkau dinamakan Srikandi Pendekar putri sejati Engkau turut jejak pemuda
Turut mengawal negara
Oh pendekar putri yang cantik Dengarlah panggilan ibu Sawah ladang rindu menanti
Akan sumbangan baktimu Duhai putri muda remaja Suntinganmu kampung halaman Kembali ke pangkuan bunda
Berbakti kita di ladang
Pada bait pertama dan kedua dikisahkan tentang riwayat gadis-gadis jelita gagah berani. Mereka turut menyambung nyawa dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan Tanah Air. Kata srikandi yang dipilih mengacu kepada tokoh wayang perempuan yang menjadi salah satu pahlawan dalam perang Bharatayuda, mencerminkan pentingnya jasa dan peran kaum perempun dalam perang di tapal batas Bekai. Pada bait ketiga dan keempat (terakhir) terjadi mloncatan kisahan. Gadis-gadis jelita gagah berani itu dihimbau pulang kembali ke kampung halaman. Mereka dimohon bekerja di sawah ladang untuk membangun perekonomian bangsa. "Sawah ladang" jelas menandakan perekonomian agraris masyarakat Indonesia.