Medan Prijaji

Posted April 18, 2018
Written by
Category Sastra & Bahasa

Surat kabar yang diterbitkan pada tahun 1907-1912, mula-mula di Jakarta dan kemudian pindah ke Bandung, dianggap sebagai surat kabar harian pertama berbahasa Indonesia (Melayu) yang dimodali, dicetak dan diasuh oleh pengusaha dan wartawan pribumi Indonesia, yaitu R.M. Djokomono nama samaran ..... ,mungkin merupakan warga pribumi pertama yang menjadi pengusaha percetakan dan penerbitan di Indonesia.

Di bawah logo (nama surat kabar) Medan Prijaji dimuat motto: "Soeara bagai... bangsa jang terprentah ... di seloeroeh Hindia Olanda." Semboyan demikian pada masa itu dianggap sangat radikal bila dibanding yang lainnya. Sejak pertama kali diterbitkan pada bulan Januari 1907, Medan Prijaji mula-mula tampil sebagai majalah dengan bentuk yang amat sederhana dan berukuran kecil-hanya 12,5 x 19,5 em setebal 22 halaman. Majalah ini terbit seminggu sekali, setiap hari Sabtu, dan dieetak di Batavia. Karena itu, alamat tata usahanya juga di kota itu. Tetapi surat-surat kepada redaksi, dianjurkan untuk dikirim ke alamat Tirtoadhisoerjo, yang menjabat pemimpin redaksi selain pernerbit, di Buitenzorg (Bogor).

Untuk memajukan penerbitannya, ia bekeIja sarna dengan pengusaha bernama H. Moh. Arsad, anggota Budi Utomo cabang Weltevreden (Jakarta Pusat). Ia juga mendapat bantuan modal dari Bupati Cianjur R.A.A. Prawiradiredja ketika majalah ini baru mulai terbit. Barulah sejak tanggal 5 Oktober 1910 Medan Prijaji berubah bentuk dari majalah mingguan menjadi surat kabar harian.

Surat kabar ini selanjutnya dicetak di Bandung dan dilengkapi dengan edisi hari Minggu. Sebagai harian, surat kabar mi mengalami kemajuan dan dapat mencapai oplah 2.000 eksemplar. Tetapi riwayat Medan Prijaji berakhir pada tanggal 22 Agustus 1912, karena perusahaan penerbitnya dinyatakan bangkrut akibat utang yang tidak dapat dilunasi. Tirtoadhisoerjo diadili atas gugatan pihak pemberi utang dan dijatuhi hukuman dibuang ke Ambon selama enam bulan pada tahun 1913.