Mayon Sutrisno

Posted April 18, 2018
Written by
Category Sastra & Bahasa

Lahir di Kranggan, Temanggung, Jawa Tengah, 25 Maret 1958 dan meninggal di Jakarta 25 Juli 2005. Seorang penulis produktif. Karya-karya monumentalnya, antara lain, novel Kabut Kiriman dari Vietnam, Nyai Wonokromo, Cermin Kaca Soekarno, Arus Pusaran Soekarno, Bandanera, Bumi Tanpa Nama, Hidupku Sesudah Max HavelaaT, Mengikuti Jejak Luka, Luka Seorang Bidadari. Selain novel-novel tersebut, ratusan karyanya bertebaran, dibuat antara tahun 1980 sampai 2000-an, sebagian mempergunakan nama samaran Syalandra. Dia juga sering mempergunakan nama-nama samaran lain, untuk buku-buku, misalnya Ramalan Politik, Seri Buku Pintar, Seri Shio, Seri Cerita Kriminal, bahkan juga ada buku-buku tebal tentang gosip Hollywood dan semacamnya. Melalui perusahaan penerbitan yang dibangun pada tahun-tahun terakhir hidupnya, pada masa kejayaan perusahaan itu, satu bulan bisa menerbitkan 40 judul buku, sebagian besar karya tulisannya.

Menjelang 1985, memasuki dunia teater, melalui kelompok yang dia bentuk bernama Teater Suku Naga, yang berkiblat kepada Bengkel Teater Rendra. Pernah pula memasuki bidang film dan teater. Tahun 1980an, sebelum Indonesia marak dengan sinetron, ia pernah membuat sinetron, dengan pemeran utama Butet Kartarajasa. Beberapa naskah skenarionya juga dialihkan ke dalam film video. Salah satu penulis fiksi produktif yang pernah Indonesia miliki. Dia terobsesi menulis roman besar Indonesia dan beberapa di antaranya terwujud. Novelnya Nyai Winokromo tentang roman zaman pendudukan, Cermin Kaca Soekarno dan Arus Pusaran Soekamo tentang roman era pergerakan, Hidupku Sesudah Max Havelaar tentang era gugatan intelektual Hindia Belanda atas pendudukan di Indonesia, Menyusuri Jejak Luka tentang keruwetan masalah PKI, Luka Seorang Bidadari tentang perjalanan hidup perempuan Gerwani.