Masyarakat Pecinta Kereta Api

Posted April 18, 2018
Written by
Category Peristiwa

Kereta api adalah moda transportasi yang digunakan sebagai alat pengangkut manusia, barang, atau hasil produksi industri yang memiliki peran pendorong pertumbuhan perekonomian negeri ini. Selain itu kereta api adalah bagian dari infrastruktur untuk menghubungkan satu kota dengan kota lainnya.

Jika dibandingkan dengan moda transportasi lain, kereta api memiliki banyak keunggulan. Di antaranya mampu mengangkut penumpang dalam jumlah banyak, cepat dan murah yang dapat menjadi pilihan utama bagi masyarakat urban.

Tingginya frekuensi kecelakaan kereta api di Indonesia membuat sejumlah wartawan anggota PWI Jaya Unit Perhubungan membentuk sebuah lembaga swadaya masyarakat yang diberi nama Masyarakat Pecinta Kereta Api (MASKA) pada 11 Maret 1993. Salah satu tujuan MASKA adalah memberi masukan kepada pemerintah dan penyelenggara kereta api di Indonesia untuk meningkatkan peran dan kualitas pelayanan bagi masyarakat.

Untuk mewujudkan tujuannya, MASKA memilki misi menghimpun insan pecinta kereta api di dalam dan luar negeri. Maska juga mengembangkan kemitraan sesama organisasi pecinta kereta api, mencermati dan mendorong agar kereta api di Indonesia berkembang menjadi angkutan massal yang handal. Selain itu MASKA juga  menciptakan dan mengembangkan komunikasi positif antara regulator, operator, dan pengguna jasa.

Para pendiri dan penggagas yang terdiri dari sejumlah wartawan PWI Unit Perhubungan bersama prakstisi Humas Perum Kereta Api, antara lain wartawan Kompas Moch S Hendrowijono, wartawan Harian Terbit Azis Hehaitu, wartawan Harian Pelita Ali Nurdin, dan Kepala Humas Perumka Pusat Djokok Martodjo.

Pendirian MASKA dilatarbelakangi oleh keprihatinan insan pers berkenaan sering terjadinya kecelakaan kereta api yang merenggut korban jiwa dan harta benda seperti peristiwa kecelakaan KA Bintaro. Sebagai langkah kepedulian masyarakat terhadap kondisi kereta api, kegiatan MASKA antara lain turut mensosialisasikan UU No 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian dan melakukan disikusi dan dialog tentang perkeretaapian.