Mahmud, AT

Posted April 18, 2018
Written by
Category Seni Musik

Seorang tokoh seni, pencipta lagu anak-anak, yang sebenarnya bernama Abdullah Totong. Lahir 3 Pebruari 1930 di Muara Enim, Sumatera Selatan, anak dari pasangan Mahmud dan Aisyah. Pendidikannya dimulai di HIS, kemudian SMP dan melanjutkan ke SGA, lalu mengajar di Tanjung Pinang, Riau. Tahun 1957, ia pindah ke Jakarta. Sejak kecil menyenangi musik, dan belajar dari Ishak Mahmudi, kemudian termasuk salah seorang anggota Band Desa Muaraenim. Perjalanan karirnya sebagai pendidik dimulai sebagai guru SGB (1953-1959), guru SGA (1959-1963), guru SPGTX/SPG (1963-1968), Kepala SPG (1968-1975) dan menjadi pengawas pada Kanwil Depdikbud DKI sejak 1975 hingga pensiun 1990.

Mulai menciptakan lagu sejak pertengahan 1960-an yang kemudian berkembang dan menjadi produktif bersama Bu Mul (istrinya) dan Bu Fat, pengasuh acara "Lagu Pilihanku" di TVRI (1968-1988). Lagu-lagunya selau berirama sederhana dan berlirik pendek, sehingga mudah dihafal anak-anak antara lain: Main Ayunan, dan Pelangi, dan lainnya sebanyak 500 buahlagu, walaupun hanya satu atau dua saja kaset yang penuh dengan lagunya, sedangkan lainnya campuran lagu Ibu Sud dan Pak Kasur. Ia juga menulis lagu-lagu anak Islami, bekerjasama dengan Ni Luh Dewi Chandrawati, muslimah asal Bali yang pernah memimpin Majalah Anak Saleh, yang ikut menuliskan liriknya, dan juga Boedi Soesatio penerbit Majalah anak-anak Alif yang bersedia memproduksi kasetnya. Ia menulis buku yaitu Pelajaran Musik SD, Pedoman Pendidikan Musik SD dan Kumpulan Lagu-lagu Anak-Anak. Ia pernah berkunjung ke Australia dan memperoleh beasiswa Colombo Plan, tahun 1985 mengikuti workshop musik di Manila selama satu tahun. Tahun 1990 ia pensiun, tetapi terus meningkatkan kemampuannya sampai bisa menggunakan MIDI Computer. Namun kini beliau telah tutup usia pada umur 80 tahun yang dikarenakan mengidap penyakit infeksi paru-paru. Beliau meninggal dirumahnya di Tebet, Jakarta Selatan pada tanggal 6 juli 2010. Meski AT Mahmud telah tiada namun lagu-lagunya akan selalu dikenang sepanjang masa.