Luar Batang, Kampung

Posted April 18, 2018
Written by

Kawasan Luar Batang, yang terkenal karena adanya makam yang dikeramatkan di dalam masjid tua itu, Masjid Luar Batang, termasuk wilayah Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Letaknya terhimpit antara terusan Pelabuhan Sundakelapa dan kawasan perumahan elit, Pluit.

Menurut legenda, kawasan itu disebut Luar Batang, sebagai kenangan atas peristiwa ajaib, yang terjadi pada saat jenazah Sayid Husein, seorang penyebar agama Islam yang sangat tinggi ilmunya, akan diturunkan ke liang lahat. Waktu kerandanya, yang menurut istilah setempat biasa disebut kurung batang, dibuka, temyatajenasahnya sudah raib entah kemana, keluar sendiri dari kurung batang, tanpa dilihat orang. Itulah sebabnya, maka kawasan ini dikenal dengan sebutan Luar Batang.

Menurut sejarah, kawasan itu disebut Luar Batang, karena terletak di luar batang pengempangan, atau penghalang, yang letaknya melintang di muara Ci Liwung. Pengembangan itu terbuat dari batang kayu, diperkuat dengan besi. Setiap sekoci, sampan, perahu, dsb yang akan masuk, berlayar di Ci Liwung menuju kota wajib membayar beamasuk, semacam membayar tol dewasa ini, bila kendaraan hendak memasuki jalan tol. (De Haan 1935:186). Kampung Luar Batang biasa disebut Kramat Luar Batang, karena di sana terdapat makam yang dikeramatkan, yaitu makam Sayid Husein bin Abubakar bin Abdullah al-Aydrus. Beberapa puluh tahun ulama itu, yang oleh sementara orang dipercayai sebagai keturunan nabi Muhammad, biasa berdakwah di kota-kota pesisir utara Pulau Jawa dari Batavia sampai Surabaya. Ulama Kharismatis itu wafat sekitar tahun 1796, dimakamkan di luar masjid yang dibangun sekitar tahun 1796. Makamnya ditembok sekitar tahun 1812. Waktu dilaksanakan perluasan masjid, sekitar tahun 1827, makam keramat itu menjadi berada di dalam ruangan masjid (J.R. Van Diessen 1989: 185).