Lie Kim Hok

Posted April 18, 2018
Written by
Category Sastra & Bahasa

Juga dikenal lewat Singkatan namanya, L.K.H., seorang sastrawan Melayu Tionghoa, penulis peranakan yang prolifik dan wartawan yang cukup dikenal. Lahir di Bogor pada tahun 1853 dan meninggal pada 1912 di Jakarta. Penulis dari golongan peranakan Tionghoa ini dianggap sebagai bapak bahasa Melayu-Betawi. Ia menerima pendidikan dalam sekolah misi, pandai berbahasa Melayu dan mengerti bahasa Belanda. L.K.H. memperoleh pendidikan bahasa Melayu dari seorang pendeta Belanda. Ia tidak paham bahasa Tionghoa, maka buku atau ceritanya mengenai Tiongkok itu bisa dikatakan berdasarkan terjemahan-terjemahan Barat.

Karena pendidikannya itulah, L.K.H mampu membuat karya-karya yang bernilai. Bahkan Lie Kim Hok mampu mendokumentasikan berbagai peraturan dan cara menggunakan bahasa Melayu rendah, yang merupakan akar bahasa Indonesia. Dalam sejarah pers di Hindia ia pemah menyusun aturan bahasa berjudul Melajoe Betawi, Kitab dari Hal Perkataan-Perkataan Melajoe, Hal memetjah Oedjar-Odjar dan Hal pernahkan Tanda-Tanda Batja dan Hoeroef besar (1884) serta Kitab Eja. Buku ini telah dicetak ulang pada tahun 1891. Pada tahun 1880-an, Lie Kim Hok juga mempunyai percetakan dan penerbitan sendiri yang pemah mengeluarkan syair Orang Prampoewan. Pada tahun 1886 pindah ke Betawi dan bekerja di Pembrita Betawi di bawah Meulenhoff.

Beberapa karya lain Lie Kim Hok yang cukup terkenal diantaranya: Sair Siti Akbari (1884) dan Graafde Monte Cristo (terjemahan, 1894-1899). L.K.H juga berperan penting dalam pendirian Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) pada tahun 1900. Organisasi ini bertujuan menyiarkan ajaran Konfusius, memperbaiki adat istiadat orang keturunan Tionghoa, dan mengembangkan sistem pendidikan baru dalam bahasa Tionghoa Mandarin. Selain pemah menerbitkan harian Pembrita Betawi, Lie Kim Hok juga aktif menulis di mingguan Li Po, Bintang Djohar, dan Perniagaan.

Selain karya terjemahan, juga banyak syair yang digubah oleh peranakan Tionghoa ini. Salah satu syair yang termasyhur adalah Sjair Tjerita Siti Akbari gubahan Lie Kim Hok (1853-1912). Karya-karya Lie Kim Hok antara lain Siti Akbari Batavia (1884 ), Orang Prampoean Batavia (1885), Nio Thian Lay Batavia (1886), Ong Djin Gi (Pembalesan Sakit Hati) Batavia (1905), dan lainnya. Atas perannya yang begitu besar terhadap perkembangan kebudayaan Melayu Tionghoa, khususnya di bidang kesusastraan, L.K.H diberi gelar Bapak Melayu-Tionghoa.