Selamat Datang, Monumen

Posted April 18, 2018
Written by
Category Patung

Monumen yang terdapat di bundaran depan Hotel Indonesia (HI), dibuat dalam rangka persiapan penyelenggaraan Asian Games ke-4 di Jakarta pada tahun 1962. Maksud dan tujuannya ialah untuk menyambut tamu dan para olahragawan yang tiba di Jakarta dalam rangka pesta olahraga tersebut.

Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso atas instruksi Presiden Soekarno dan merupakan bagian dari rencana  pembangunan kawasan Hotel Indonesia (HI) dan diletakkan di atas kolam Bunderan HI. Proses pembuatan patung ini sendiri memakan waktu satu tahun dan dilaksanakan setahun setelah berlangsungnya pembangunan komplek HI.

Monumen ini digambarkan dalam bentuk dua orang, terdiri dari pemuda dan pemudi dengan posisi berdiri berdampingan dan ditempatkan di atas pedestal berbentuk dua tiang kaki yaitu semacam gerbang sempit dengan ketinggian 20 meter yang terletak tepat di tengah bunderan HI, memberi ucapan selamat datang. Secara visual tampak ekspresi wajah kedua sosok menunjukkan muka berseri. Tangan kanan keduanya terangkat keatas seolah melambai untuk menyambut, sementara tangan kiri sosok perempuan menggenggam seikat bunga, dimaksudkan sebagai penyambutan. Patung tersebut ibuat menghadap ke arah Monas / Jl. MH. Thamrin mengingat pada masa itu bandara yang digunakan adalah bandara Kemayoran sehingga semua tamu peserta Asian Games 1962 yang datang ke Jakarta datang dari arah tersebut. Pada tahun 1990-an sempat muncul usulan agar posisi patung dibalik menghadap ke arah Jl. Sudirman karena bandara Kemayoran sudah tidak beroperasi dan lebih banyak tamu yang datang dari arah Jl. Sudirman, namun usulan tersebut dibatalkan karena dianggap dapat menghilangkan nilai sejarahnya. Latar belakang filosofis yang ingin dicapai dari monumen ini ialah keterbukaan bangsa Indonesia menyambut para olahragawan yang datang dari segala penjuru dunia.

Ide awal pembuatan berasal dari Soekarno dan desain digarap oleh seniman Henk Ngantung. Monumen ini berbahan perunggu dengan sistem cor dilaksanakan oleh Tim Pematung Keluarga Area Yogyakarta di bawah pimpinan Edhi Sunarso. Proses pembuatan dilakukan dua kali, yaitu pertama dibuat dengan tinggi 7 m. Namun pada waktu Bung Karno meninjau pembuatan patung ini di sanggar Edhi Sunarso di Karangwuni, ia menghendaki agar diperkecil sedikit. Maka dibuat kembali sebagaimana bentuk yang sekarang ini, yaitu dengan ukuran 5 m. Lama pembuatan memakan waktu kurang lebih selama satu tahun, dan peresmiannya dilakukan pada tahun 1962 oleh Bung Karno.

Patung ini sempat mengalami aksi vandalisme ketika berlangsungnya aksi kampanye salah satu partai politik pada masa kampanye Pemilu 1999. Salah seorang peserta kampanye nekat memanjat tali kabel yang digunakan untuk lampu gantung hias yang dipasang pada puncak landasan patung hingga bagian bawah pinggir kolam. Setelah berhasil sampai di atas, orang tersebut memasangkan bendera pada tubuh patung serta sempat mencoret-coret dinding bagian atas penyangga patung dengan nama partai politiknya menggunakan cat semprot. Setelah kejadian tersebut, Pemprov DKI Jakarta mencopot tali kabel lampu gantung pada patung tersebut agar tidak terulang kembali aksi seperti itu.

Saat ini Bunderan HI dianggap sebagai pusat utama kota Jakarta dan sering digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat, mulai dari demonstrasi, kegiatan Car Free Day (CFD) hingga perayaan malam  pergantian tahun (Tahun Baru).