Jin De Yuan, Klenteng
Salah satu klenteng tertua di Jakarta. Merupakan tempat pemujaan orang Tionghoa yang bercorak Budhis. Dikenal juga sebagai Vihara Dharma Bhakti, Klenteng Kebajikan Emas, Kim Tek 1. Didirikan tahun 1650 di sebelah barat daya kota. Terletak di Jl. Petak Sembilan. Di luar temboknya, membentang daerah Glodok, pusat pemukiman orang Tionghoa yang terbesar sampai sekarang.
Pertama kali dibangun sebagai klenteng Guo Xun Guan untuk menghormati Guan Yin, pendeta wanita Budha yang pengasih. Klenteng ini menjadi kesayangan pejabat Tionghoa. Namanya menjadi Jin De Yuan yang berarti "Klenteng Nasib Baik", konon setelah diubah oleh Kapten Tionghoa (1755), karena dihancurkan pada tahun 1740. Klenteng ini disebut Guan-yin ting atau Klenteng Kwan-Im. Jin-de yuan mengandung arti sebagai 'Klenteng Keutamaan Emas'. Dipersembahkan kepada tritunggal Budhis dengan sebuah paviliun di sampingnya yang dipersembahkan kepada 'Raja Neraka'. Kronik Tionghoa di Batavia menceritakan bahwa di sekitar tahun 1650 'letnan' Tionghoa Guo Xun-guan mendirikan sebuah klenteng untuk menghormati Guan-yin di Glodok.
Bangunan yang ada sekarang tidak jelas apakah merupakan bangunan asli atau sudah diperbaiki setelah pembantaian Cina 1740. Restorasi pernah dilakukan pada tahun 1890 namun tidak merubah desain klenteng seperti jendela bulat di depan klenteng, ukiran kayu yang memberikan nasib baik (qi lin), papan ukiran di kedua sisi jalan masuk utama, dan singa penjaga bagian depan klenteng (bao-gu).
Klenteng ini mempunyai sebuah altar yang bertanggal tahun kedua Kaisar Yongzheng (1724). Gentanya yang bertanggal 1825 merupakan genta tertua di Jakarta. Patung-patung di Jin-de yuan berasal dari abad ke-18 seperti Patung Boddhidharma. Menggambarkan Boddhidharma yang sedang duduk, berkulit hitam seperti orang India, bermata lebar, dan berambut keriting. Tubuhnya terselubung selendang kain kuning. Patung ini disimpan pada lubang di dinding bertutup kaca. Di pelataran Jin-de yuan, ada klenteng Xuantan yang menyediakan tempat luas bagi suatu 'kramat' lokal berdampingan dengan upacara-upacara Tionghoa murni. Sebuah contoh sinkretisme yang menarik. Di Klenteng Jin-de yuan juga masih selanggarakan upacara Yu-lan-pen.
Pada abad ke-18, sebanyak 18 orang bhiksu tinggal di dalamnya. Para rahib ini bertugas mengawasi pengeluaran sehari-hari. Dalam kumpulan arsip Gong-guan, ditemukan naskah dari tahun 1838 (tahun ke-18 Daoguang). Naskah tersebut menunjukkan rahib Chong-qing, kepala Jin-de yuan diangkat menjadi administrator (Jin-de yuan dong-jia). Dalam naskah juga ditemukan laporan tugas-tugas yang ditujukan kepada Zheng hun-xi, seorang 'kapten'. Benda yang menarik dari klenteng ini antara lain meja altar dari tahun 1890 dan tempat pembakaran uang dari Guandong yang terletak di antara dua singa (1821).