- On 14 Sep 2021
Sejarah Panjang Museum Bank Mandiri, dari Perusahaan Swasta Belanda hingga Dinasionalisasi Menjadi Perusahaan Milik Negara

Museum Bank Mandiri/Adhi Muhammad Daryono/Dinas Kebudayaan DKI Jakarta
Bangunan peninggalan bangsa Eropa di Indonesia khususnya di Jakarta sangat banyak. Hal ini karena tak lepas dari ikatan sejarah di masa lampau. Sekitar 3,5 abad bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa, seperti Belanda, Inggris, Portugis dan Spanyol. Banyaknya bangsa Eropa yang menduduki wilayah di Indonesia, khususnya di Jakarta banyak juga jejak peninggalannya. Seperti bangunan-bangunan yang bergaya khas Eropa klasik.
Salah satu bangunan tua peninggalan bangsa Eropa khususnya Belanda adalah Bangunan Museum Bank Mandiri yang terletak di kompleks Kota Tua Jakarta Barat, tepatnya di Jalan Lapang Stasiun Nomor 1. Bangunan ini dahulunya merupakan milik perusahaan swasta Belanda yakni Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorij Batavia.
Gedung Museum Bank Mandiri didirikan pada tahun 1929, yang dirancang oleh 3 arsitek Belanda yakni J.J.J. de Bruyn, A.P. Smits, dan C. Van de Linde. Gedung ini selesai dan berhasil diresmikan pada tanggal 14 Januari 1933 oleh Cornelis Johannes Karel van Aalst selaku presiden NHM ke-10.

Museum Bank Mandiri/Adhi Muhammad Daryono/Dinas Kebudayaan DKI Jakarta
Setelah Indonesia merdeka, tepatnya di tahun 1960, gedung beralih menjadi milik Indonesia, setelah NHM dinasionalisasi untuk keperluan perbankan nasional. Pada tanggal 2 Oktober 1998, Gedung NHM resmi dijadikan sebagai Museum Bank Mandiri. Dari museum ini, kita dapat mengenal cerita mengenai dunia perbankan berupa sejarah, pengetahuan, dan asal mula alat perbankan nasional.

Museum Bank Mandiri/Adhi Muhammad Daryono/Dinas Kebudayaan DKI Jakarta
Koleksi Museum
Dikutip dari Tirto.id, museum terdiri dari berbagai macam koleksi yang terkait dengan aktivitas perbankan tempo dulu dan perkembangannya. Koleksi yang dimiliki mulai dari perlengkapan operasional bank, surat berharga, mata uang kuno (numismatik), brandkast, dan lain-lain. Koleksi perlengkapan operasional bank tempo dulu yang unik, antara lain adalah peti uang, mesin hitung uang mekanik, kalkulator, mesin pembukuan, mesin cetak, alat pres bendel, seal press, safe deposit box maupun aneka surat berharga seperti bilyet deposito, sertikat deposito, cek, obligasi, dan saham. Di samping itu, ornamen bangunan, interior dan furniture musuem ini masih asli seperti ketika didirikan.
Gedung seluas 10.039 M persegi ini masih mempertahankan bentuk aslinya. Hal ini bisa dilihat dari bentuk ubin serta dinding yang identik dengan zaman kolonial Belanda. Memasuki halaman lobi museum, terdapat meja teller sepanjang 122 meter. Di bagian tengah ruangan, terdapat buku besar pertama yang mencatat berbagai laporan keuangan NHM pada zamannya. Buku ini dioperasikan pada tahun 1935-1936 dengan ukuran mencapai 67x54x13 centimeter. Buku ini memiliki 234 lembar serta berat mencapai 28 kilogram. Di samping meja teller, terdapat ruang khusus tionghoa. ruangan ini difungsikan untuk para orang keturunan Tionghoa. Sejarah ruangan ini mengacu pada waktu itu warga keturunan banyak yang berprofesi sebagai pedagang dan mengelola perkebunan.
Bagian-Bagian Gedung
Di salah satu sudut museum, pengunjung dapat melihat aneka jenis mesin tik dari masa ke masa yang tersusun rapi. Ada yang unik yang bisa ditemukan di museum ini, salah satunya adalah cara menempatkan mesin tik menggunakan dinding sebagai media. Sehingga penataan mesin tik ini menjadi hal yang indah untuk dilihat.
Memasuki area bawah museum, pengunjung akan memasuki wilayah yang diberi nama brandkast, kluis atau safe deposit. Di sini pengunjung dapat melihat berbagai macam brangkas beserta kuncinya. Bahkan, pengunjung akan melewati pintu besi yang super tebal untuk memasuki ruangan safe deposit box.
Tidak hanya itu saja, troli dan pengangkut uang beserta boneka peraga juga ikut menjadi bagian koleksi dari Museum Bank Mandiri. Di Bagian akhir museum, pengunjung akan diperlihatkan diorama pembuatan Gedung NHM. Di sini pengunjung juga dapat melihat mesin lift dari zaman kolonial. Gedung Museum Bank Mandiri ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya melalui SK Gubernur DKI Jakarta No. 475 tahun 1993.
QUOTES

“Manusia tanpa cita-cita adalah mati. Cita-cita tanpa kerja adalah mimpi. Idaman yang menjadi andalan adalah kebahagiaan.”

- Ali Sadikin -
Gubernur DKI Jakarta 1966 - 1977
Gubernur DKI Jakarta 1966 - 1977
“Emang rejeki kagak kemane, tapi kalo lo gak kemane-mane mana mau dapet rejeki.”

- H. Benyamin Sueb -
Seniman Betawi
Seniman Betawi
