- On 31 Oct 2023
Sang Maestro: Emiria Soenassa
Emiria Emma Wilhelmina Pareira Soenassa merupakan seniman wanita modern pertama di Indonesia. Emiria lahir pada tahun 1895 di Tanawangko, Minahasa, Sulawesi Utara. Ia memiliki kehidupan yang penuh petualangan dan misterius. Emiria memperkenalkan gaya baru dalam melukis yang umumnya didominasi kaum laki-laki pada masa itu. Ia juga pernah bersekolah di Euripese Lagere School sejajar dengan sekolah SD, semasa kanak-kanak, ia mencintai melukis namun kedua orang tuanya tidak tertarik untuk mengembangkan bakat melukisnya yang membuat Emiria belajar melukis secara otodidak dan mulai serius melukis setelah umur 40 tahun.
Diperhitungkan dalam lingkaran kesenian di Batavia selama 1940-an dan 1950-an, Emiria adalah pelukis yang produktif, ia berpartisipasi dalam beberapa pameran dan pameran tunggalnya. Gaya melukis Emiria bergaya naif dan cenderung primitif. Dia melukis objeknya dengan bebas tanpa terbebani, Emiria melukis dengan kuas besar, spontanitas, dengan kombinasi warna-warna gelap, kontras dan primer.
Emiria berpartisipasi dalam pameran pertama Persagi di tahun 1940 yang diadakan toko buku Kolff di jakarta. Lalu pada tahun 1941, Emiria mengikuti partisipasi dalam pameran bergengsi yang diikuti oleh pelukis pribumi di Bataviasche Kunstkring lingkaran seni Batavia yang sebelumnya hanya memamerkan karya seniman barat. Di tahun 1943, Emiria mengadakan pameran tunggal untuk yang pertama kalinya di gedung pusat tenaga rakyat (Poetera) yang didirikan pemerintahan Jepang.
Lalu di tahun 1946 Emiria mengadakan pameran tunggalnya yang kedua, diadakannya pameran ini ditujukan untuk penggalangan dana Palang Merah di Jakarta. Pameran ini memamerkan 50 karya. Ia juga pernah berpartisipasi dalam sebuah pameran di Taman Seni Rupa Merdeka, Kebayoran, Jakarta. Salah satu karya Emiria yang menjadi koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik adalah lukisan 'Pengantin/Temanten Dayak’ yang dilukis dengan warna-warna primer tapi bercorak primitif, Emiria Soenassa meninggal di Tanjung Karang, Lampung, Sumatera pada 7 April 1964.