Jelajah

Gadis-Gadis Menenun

Dilihat dari cara pelukis menggambarkan motif pepohonan, bisa kita tangkap bahwa pelukisnya berasal dari desa batuan, kecamatan Sukawati, kabupaten Gianyar. Si pelukis mengangkat thema cerita rakyat atau dongen yang sangat popular di pulau Bali: Bahwa kaum wanita harus bisa menenun serta terampil mengerjakan semua tahapan dari memintal kapas menjadi benang, ngelinting untuk pakan. Mengikat benang untuk menciptakan motif, sampai proses terakhir yaitu menenun menjadi selembar kain. Apabila seseorang wanita tidak bisa menenun di dunia akherat atau niskala dia akan tidak diperkenankan memakai pakaian alias telanjang (mendapat malu). Jadi pemilihan thema disini tidak semata karena nilai erotic yang dimiliki oleh figure wanita, tapi tekandung maksud turut memberikan nilai-nilai: kebanggan dan status dimata kaum lelaki atau suami, keluarga dan masyarakat/social contact. Dengan ketermpilan yang mereka miliki bisa menghasilkan produk bernilai ekonomi, dapat menunjang ekonomi keluar, sesuatu yang dapat dibanggakan dalam pergaulan umum(social). Semua nilai-nilai diatas telah begitu diyakini dalam benak setiap wanita Bali, hingga menjadi “way of live”.

Dalam lukisan ini dapat kita lihat figure seorang wanita (kiri bawah) sedang ngelinting benang pakan dengan tongkat kayu bulat. Sedangkan wanita dibelakangnya menyusun benang untuk Lease, yaitu benang dengan posisi vertical, memanjang sesuai dengan panjangan kain yang dibutuhkan. Ada kalanya diikat dan dicelup warna untuk menciptakan motif ornament pada kain. Dua wanita diatasnya, bekerja sama membetulkan posisi benang agar betul-betul siap untuk ditenun. 

Sumber: Identifikasi Karya: Cerita Dibalik Lukisan (2012). Jakarta. Museum Seni Rupa dan Keramik.