Manuskrip

Syair Sang Kupu-kupu

Syair Sang Kupu-kupu merupakan syair karya pujangga Muhammad Bakir yang ia tulis di Pecenongan sekitar abad ke-19. Syair Sang Kupu-kupu ditulis dalam bahasa Melayu dengan tulisan Arab-Jawi. Syair Sang Kupu-kupu dan Belalang tersimpan di Perpustakaan Nasional, dengan penomoran ML-255 satu naskah dengan Syair Siti Zawiyah yang disalin oleh orang yang sama, Muhammad Bakir. Sang Kupu-Kupu dengan Kembang dan Belalang menceritakan perilaku kupu-kupu terhadap kembang di taman. Kupu-kupu suka memuji dan merayu untuk menyatakan cintanya kepada kembang yang dihinggapinya. Kembang yang terlena lupa akan dirinya. Dalam keadaan demikian, Kupu-kupu akan menghisap madunya dengan leluasa dan pergi meninggalkannya untuk mencari kembang yang lain. Kembang yang telah ternoda tidak dapat berbuat apa-apa, hanya mengharap belas kasihan Kupu-kupu yang telah menodainya, dan mengharap sang Kupu-kupu mau kembali. Penantian Kembang hanya sia-sia belaka, yang dinanti tak kunjung datang. Akhirnya Kembang mati dalam kesedihan.
 
Dalam perjalanannya mencari korban baru, Kupu-kupu melihat seekor Belalang yang hinggap di atas pohon kayu. Ia melihat gerak-gerik dan kecantikan Belalang Daun yang manis, maka seketika ia jatuh cinta. Dengan penuh harapan ia menghampiri Belalang Daun,ditegurnya dengan tegur sapa yang manis merayu. Belalang terkejut dan tersipu-sipu mendengar rayuan Kupu-kupu, lalu terbang meninggalkan tempat itu. Kupu-kupu segera menyusul akan berterus terang menyatakan cintanya, tetapi ia takut kepada keluarga Belalang. Ia telah merasa bahwa keluarga Belalang tidak akan menyetujui hubungan mereka. Sejak saat itu pikiran Kupu-kupu hanya tertuju kepada Belalang seorang, badannya makin hari makin kurus karena menahan rindu yang amat sangat. Itulah balasan kelakuannya terhadap kembang

DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta, 12950
(021) 252-3164
dinaskebudayaan@jakarta.go.id